Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Corona, Singapura Catat Jumlah Pengunjung Terendah Sejak 2013

Indonesia merupakan sumber pengunjung utama ke Singapura dengan jumlah sekitar 46.500 kedatangan.
Pemeriksaan imigrasi sebelum memasuki Singapura/facebook-Kedubes Singapura
Pemeriksaan imigrasi sebelum memasuki Singapura/facebook-Kedubes Singapura

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah pengunjung ke Singapura anjlok menjadi sekitar 240.000 selama Maret akibat pandemi virus Corona atau Covid-19. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak wabah SARS melanda negara tersebut pada 2003.

Jumlah kedatangan bulan lalu itu menunjukkan penurunan 85 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, menurut angka yang diterbitkan oleh Singapore Tourism Board (STB) di situs web Singapore Tourism Analytics Network.

Angka itu menunjukkan bahwa Indonesia adalah sumber pengunjung utama dengan sekitar 46.500 kedatangan, diikuti oleh Inggris dengan 20.600 dan Australia dengan 18.700 kedatangan.

Penurunan yang cukup besar sebelumnya pernah terjadi selama puncak SARS, atau sindrom pernafasan akut yang parah, yang terjadi pada bulan April dan Mei 2003. Saat itu Singapura menerima masing-masing 217.000 dan 191.000 pengunjung seperti dikutip Straitstimes.com, Rabu (29/4).

Kedatangan dari pasar utama tradisional Singapura, China, hanya 1.500 akibat pembatasan perjalanan warganya.

Sekitar 2,7 juta wisatawan tiba di Singapura antara Januari dan Maret atau 43 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, ChannelNewsAsia.com melaporkan jumlah kasus Covid-19 di Singapura melampaui angka 15.000 dengan 690 infeksi baru hingga Rabu siang (29/4/2020).

Menurut Kementerian Kesehatan (Depkes) Singapura, sebagian besar kasus baru adalah pemegang izin kerja yang tinggal di asrama pekerja asing.

Selain itu, ada enam kasus yang merupakan warga Singapura atau penduduk tetap. Kasus-kasus baru itu menjadikan total kasus Covid-19 di Negeri Singa tersebut secara nasional menjadi 15.641 kasus.

"Kami masih bekerja memerinci kasus dan pembaruan lebih lanjut akan dibagikan melalui siaran pers Kementerian Kesehatan yang akan dikeluarkan malam ini," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper