Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Corona Diprediksi Bikin Penjualan Properti di Inggris Merosot 35 Persen

Selain kemampuan pengembang, daya beli masyarakat yang turun menjadi kendala.
Suasana jalan Thames yang sepi di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson
Suasana jalan Thames yang sepi di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah pandemi global COVID-19, sejumlah pengembang properti di Inggris masih melakukan aktivitas pembangunan properti dalam skala kecil.

Kendati demikian, situasi ini diprediksi tak akan begitu berpengaruh untuk menyelamatkan target penjualan rumah di Negeri Elizabeth.

Seperti dilansir Bloomberg, dalam laporan terbarunya Knight Frank LLP memprediksi penjualan properti Inggris bakal mengalami penurunan 35 persen ketimbang target awal tahun pemerintah. Artinya, kemungkinan pada akhir tahun angkanya bakal ada di kisaran 678.000 unit.

"Para pengembang tidak bisa bergerak normal karena dilema pada pembatasan sosial. Mereka juga kesulitan mempertahankan kinerja pekerja terampilnya," ujar Justin Gaze, Kepala Pengembang Hunian Knight Frank.

Ini bukan kali pertama Knight Frank memprediksi penurunan. Sebelumnya, bulan Maret 2020 lalu mereka memperkirakan penjualan akhir tahun bakal turun di kisaran 734.000 unit.

Adanya perkiraan penurunan tambahan sebesar 56.000 dalam sebulan terakhir disebut Justin tidak lepas dari fakta bahwa dampak corona di Inggris lebih buruk dari perkiraan awal.

Bila kondisi ini berlanjut, bukan tak mungkin perkiraan Knight Frank bakal turun lagi. Sebab, selain keterbatasan kemampuan pengembang, daya beli masyarakat juga akan terus merosot.

"Masalahnya bukan cuma soal kapan bisa meningkatkan kualitas produksi. Ada banyak aspek penting yang saling berkesinambungan terhadap ketersediaan bahan baku, distribusinya, dan isu buruh," sambung Justin.

Bila prediksi Knight Frank benar terealisasi, artinya pukulan corona terhadap industri properti Inggris begitu besar. Pasalnya, tahun lalu saja industri properti Inggris bisa menjual 1.175.000 hunian.

Sebagai catatan, saat ini kasus positif COVID-19 di Inggris sudah melampaui 150.000 orang. Jumlah kematian di negara tersebut telah menyentuh angka 20.732 jiwa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper