Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bakal kembali bekerja dan memegang pucuk pemerintahan pada Senin (27/4/2020) setelah hampir sebulan terinfeksi virus corona (Covid-19).
Dilansir dari Bloomberg, Minggu (26/4/2020), pemerintahan Inggris berjalan tanpa pimpinan setelah Johnson masuk rumah sakit pada 5 April 2020.
Sejak kabar positif corona tersiar, Johnson perlahan berupaya untuk bisa kembali mengurus pemerintahan, salah satunya melalui video call harian dengan Menteri Luar Negeri Dominic Raab dan timnya di kantor pemerintah yang berada di Downing Street, serta berdiskusi dengan penasehat kesehatan Chris Whitty dan Patrick Vallance.
"Perdana Menteri telah membaik dan mengikuti arahan para dokter untuk kembali bekerja. Dia telah siap," ujar salah satu juru bicara pemerintah.
Johnson kembali bekerja saat pemerintah Inggris berada di titik kritis karena wabah virus corona. Jumlah kematian di Negeri Ratu Elizabeth tersebut, dari rumah sakit saja, telah mencapai 20.000 atau nomor lima tertinggi di dunia. Kegiatan bisnis pun juga terpuruk.
Gubernur Bank of England Andrew Bailey, dalam sebuah editorial kornan Sun pada Sabtu (25/4/2020), menjelaskan bagaimana bank sentral Inggris tersebut mendukung pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
Ada beberapa pengalaman selama Johnson dirawat di Rumah Sakit St. Thomas yang membuatnya kurang bersemangat dalam menghadapi virus corona. Sebelumnya, sang perdana menteri dirawat di unit perawatan intensif dan memberikan terima kasih kepada para staf medis yang telah menyelamatkan hidupnya.
Ketika beberapa negara di Eropa telah memulai kebijakan lockdwon pada pertengahan Maret, Johnson menyatakan pada saat itu jika langkah tersebut belum perlu diterapkan di Inggris.
Beberapa minggu setelahnya, dia menyatakan akan sangat berhati-hati untuk mencabut kebijakan social distancing karena dikhawatirkan akan berisiko pada gelombang kedua virus ketika kasus harian telah mendatar dan tingkat kematian mulai menurun.
Berdasarkan surat kabar the Telegraph, para turis yang berdatangan ke Inggris akan dikarantina selama sekitar 2 minggu berdasarkan rencana kebijakan yang diawasi oleh Menteri Dalam Negeri Priti Patel.