Bisnis.com, JAKARTA – Pihak bewenang China secara terbuka menyatakan bahwa World Health Organization tidak menemukan bukti bahwa virus corona merupakan buatan manusia. Pengumuman ini dibuat untuk menangkis tuduhan terkait virus corona baru yang dibuat di laboratorium.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu terakhir Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pemeriksaan ketat terhadap situasi ini, yang menyebut adanya kemungkinan penyebaran virus karena kelalaian laboratorium di Wuhan, China.
Namun demikian, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa pejabat WHO telah mengatakan berulang kali tidak ada bukti virus tersebut diciptakan di laboratorium, seperti yang dituduhkan banyak pihak.
Ini terjadi setelah pemeriksaan terhadap Wuhan Intitute of Virology yang dilaporkan telah meneliti virus corona pada kelalawar, tetapi memiliki isu keamanan yang riskan sejak beberapa tahun terakhir. The Washington Post pertama kali menerbitkan surat Departemen Luar Negeri AS yang memperingatkan faktor kemanan tersebut pada 2015.
Sumber virus corona baru yang telah menyebabkan pandemi global ini sendiri masih menjadi misteri hingga sekarang. Mark Milley, Chairman of The US Joint Chiefs of Staff mengatakan bahwa intelejen AS menunjukkan virus kemungkinan terjadi secara alami, tapi masih ada ketidakpastian.
Sementara itu, sejumlah pihak lain melaporkan bahwa virus itu berasal dari dari laboratorium Wuhan tapi bukan sebagai senjata biologis atau rekayasa genetika. Atau laporan lain menyebut virus menyebar karena standar keamanan lemah dalam laboratorium sehingga virus bisa tertular dari pegawai hingga ke masyarakat luar.
Baca Juga
Atas desas-desus yang kian beredar di masyarakat seluruh dunia, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo meminta China untuk membuka informasi publik yang sebenar-benarnya tentang virus tersebut.
“Kami benar-benar membutuhkan pemerintah China untuk membuka [informasi] dan membantu menjelaskan bagaimana sebenarnya penyebara virus ini. Pemerintah China perlu berterus terang,” tandasnya.