Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak akan mengabaikan laporan intelejen negara yang menyebut virus corona baru berasal dari laboratorium virologi di kota Wuhan, China.
Trump tidak membantah klaim yang diajukan kepadanya oleh John Roberts, koresponden Fox News untuk White House. Roberts mengatakan banyak sumber saat ini menyebut pemerintahan AS cenderung percaya bahwa virus berasal dari lab bukan muncul secara alami.
Roberts menanyakan apakah informasi tentang lemahnya protokol keselamatan di laboratorium Wuhan telah membuat seorang magang terinfeksi lalu menginfeksi pacarnya dan kemudian pergi ke pasar Wuhan, merupakan kabar yang dipercayai oleh Presiden AS.
“Saya tidak ingin mengatakan itu John, tetapi saya akan memberi tahu Anda bahwa semakin banyak yang mendengar cerita itu. Kita akan lihat,” jawab Trump seperti dikutip Metro, Kamis (16/4).
“Dan ketika Anda mengatakan banyak sumber, ada kasus ketika Anda dapat menggunakan sumber ini. Tapi kami sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi mengerikan ini,”imbuhnya.
Trump juga ditanyai tentang apakah dia telah membahas masalah kemungkinan asal virus yang bersumber dari lab virologi di Wuhan dengan Presiden China Xi Jinping. Menurutnya, dia menyebut bahwa memang telah membahas kejadian tersebut.
“Saya tidak ingin membahas apa yang saya bicarakan dengannya [Xi Jinping] tentang laboratorium. Sata hanya tidak ingin membahasnya. Itu tidak pantas sekarang,” tandasnya.
Pemberitaan tentang sumber infeksi virus corona yang telah menyebabkan pandemi COVID-19 saat ini mulai ramai menjadi sorotan, setelah adanya laporan yang menyebut bahwa Departemen Luar Negeri AS telah memperingatkan Washington, DC untuk membantu masalah keamanan Wuhan Institute of Virology sejak 2018.
Dengan adanya laporan tersebut, beberapa pihak meyakini bahwa virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi manusia memang tidak sengaja direkayasa oleh para ilmuwan, tetapi virus itu melompat dari seekor binatang yang berasal dari laboratorium virologi di Wuhan karena keamanan yang tidak memadai.
Virus corona baru tersebut pertama kali didiagnosis di Wuhan pada akhir tahun lalu dan kini telah menginfeksi lebih dari 2 juta orang di dunia, dengan angka kematian mencapai 130.000 kasus dengan angka kesembuhan pasien sebanyak 510.000 kasus.