Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan ritel Amerika Serikat turun tajam pada Maret ketika wabah penyakit virus corona (Covid-19) memaksa ribuan penjual untuk menutup aktivitas perdagangan mereka.
Data Departemen Perdagangan AS yang dirilis pada Rabu (15/4/2020) menunjukkan nilai penjualan ritel melorot 8,7 persen pada Maret 2020 dari bulan sebelumnya, rekor penurunan terbesar yang tercatat sejak tahun 1992.
Sementara itu, secara y-o-y, penjualan ritel pada Maret 2020 turun 6,2 persen dari Maret 2019. Capaian ini berbanding terbalik dengan kenaikan sebesar 4,6 persen pada Februari 2020 secara y-o-y, seperti dilansir dari Bloomberg.
Sebanyak 8 dari 13 kategori utama menurun, dipimpin oleh kemerosotan sebesar 50,5 persen di kategori toko pakaian serta penurunan 26,8 persen di toko furnitur dan perabotan rumah. Adapun kategori restoran dan bar anjlok 26,5 persen.
Di sisi lain, toko makanan dan minuman mampu membukukan rekor kenaikan sebesar 25,6 persen saat warga Amerika membeli barang-barang penting. Penjualan juga meningkat di toko kesehatan dan perawatan pribadi.
Langkah-langkah untuk membendung penyebaran virus corona meningkat dengan cepat pada bulan itu ketika negara-negara bagian mulai menutup restoran dan bar serta mendesak para penduduk untuk tinggal di dalam rumah masing-masing.
Baca Juga
Kini, hampir setiap negara bagian di AS telah mengeluarkan perintah untuk tinggal di rumah dan banyak bisnis ditutup untuk sementara. Jutaan PHK (pemutusan hubungan kerja) juga dialami pada Maret yang terus berlanjut hingga April, dan secara tajam mengurangi daya belanja.
Sebuah laporan terpisah pada Rabu (15/4) menunjukkan bahwa output pabrik di AS turun pada Maret, penurunan terbesar sejak tahun 1946.
Data lain menunjukkan manufaktur di Negara Bagian New York menyusut pada bulan April dengan laju tercepat sejak tahun 2001. Fakta ini menyoroti dampak parah dari penghentian aktivitas perekonomian yang dirancang untuk membendung corona.