Bisnis.com, JAKARTA – Korea Utara dilaporkan telah menembakkan sejumlah proyektil yang tampak seperti rudal jarak pendek pada Selasa (14/4/2020) waktu setempat.
Menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Korut telah menembakkan sejumlah proyektil menuju perairan lepas pantai timur negara beribu kota Pyongyang ini.
Mengutip Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, kantor berita Yonhap News Agency mengabarkan bahwa sejumlah rudal yang dirancang untuk menyasar permukaan darat atau laut itu ditembakkan dari beberapa jet tempur.
“Rudal-rudal itu terbang sekitar 150 kilometer (90 mil),” tulis Yonhap News, seperti dilansir dari Bloomberg.
Peluncuran rudal ini dilakukan setelah Korea Utara melakukan uji coba peluncuran sembilan rudal balistik jarak pendek pada bulan Maret serta menjelang pemilihan parlemen Korea Selatan yang direncanakan digelar pada Rabu (15/4/2020).
Dalam beberapa pekan terakhir, Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba rudal jarak pendek dan senjata lainnya di tengah pembicaraan nuklir yang terhenti dengan Amerika Serikat. Sebagian besar senjata yang diuji adalah rudal balistik atau peluru artileri jarak jauh.
Baca Juga
Semua senjata yang diuji masih berjangkauan pendek dan tidak menimbulkan ancaman langsung ke daratan AS. Sebuah uji coba rudal yang mampu mencapai tanah air AS akan mengakhiri moratorium yang diberlakukan sendiri oleh Korea Utara atas uji coba senjata utama dan kemungkinan akan sepenuhnya menggagalkan diplomasi nuklir dengan Amerika Serikat.
Beberapa ahli mengatakan Korea Utara kemungkinan menggunakan peluncuran senjata terbaru untuk meningkatkan kemampuannya melawan Korea Selatan, yang telah memperkenalkan jet F-35 stealth buatan AS dan sistem senjata konvensional canggih lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Ada pula yang mengatakan tes senjata terbaru bertujuan menopang persatuan internal dalam menghadapi sanksi-sanksi yang didorong oleh AS dan pandemi virus Corona, seperti dikutip dari KLTV.com.
Negara yang dipimpin diktator Kim Jong-un itu hingga detik ini masih belum melaporkan satu pun kasus virus corona sejak kasus virus ini pertama kali mengemuka di kota Wuhan, China, pada Desember 2019.
Padahal, negara yang dihuni diktator Kim Jong-un tersebut bertetangga dengan Korea Selatan dan China, dua negara dengan catatan kasus infeksi terbanyak di Asia. Sementara itu, sistem kesehatan di Korut terkenal buruk sehingga banyak pihak yang meragukan fakta absennya virus corona di negara itu.