Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor dua per tiga produksi pangan Australia terancam mandek akibat imbas pandemi COVID-19 terhadap perdagangan.
Dengan minimnya layanan penerbangan yang beroperasi, eksportir harus menyiapkan biaya lebih besar untuk mengekspor produk lewat jalur udara.
"Kami berusaha mencari alternatif dengan adanya kendala ini. Tapi sebagian petani harus mencari pembeli dari dalam negeri untuk menyiasati hal ini," kata Richard Shannon, Manajer Kebijakan dan Advokasi Growcom yang menjadi badan representasi hortikultura dari Queensland seperti dikutip CNN, Sabtu (11/4/2020).
Tekanan pada ekspor ini pun berpotensi menekan perekonomian Australia secara umum, karena data Observatory of Economic Complexity (OEC) menunjukkan sekitar 14,5 persen ekspor Negeri Kanguru merupakan produk pertanian. Jika petani tidak bisa melakukan ekspor, negara tersebut berpotensi kehilangan puluhan miliaran dolar.
Petani Australia sejatinya bisa memilih pasar dalam negeri sebagai alternatif. Kendati demikian, Shannon mengatakan banjir pasokan produk ini bakal memberi tekanan pada pasar dan berujung pada anjloknya harga komoditas pangan.
Pemerintah Australia sendiri bakal menyiapkan langkah antisipasi untuk menanggulangi hal ini dengan menyiapkan US$67,4 juta. Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk meningkatkan jumlah penerbangan dan menolong eksportir mengirim produknya ke negara tujuan yang potensial.
Baca Juga
Namun masalah tidak berhenti di situ, musim dingin yang tiba di Australia akan membuat para pekerja musiman berpindah ke Queensland yang menjadi wilayah budidaya 90 persen sayuran musim dingin. Kota-kota kecil di negara tersebut melaporkan adanya kenaikan jumlah pendatang yang mencari pekerjaan di sektor pertanian.
Dengan jumlah penduduk yang tinggal dan bekerja dalam jarak dekat, beberapa infeksi virus berpotensi menimbulkan bencana dalam operasional di pertanian. Namun Shannon mengatakan kegiatan pertanian tidak bisa dihentikan secara sementara seperti sektor lainnya.
"Kami bekerja di sektor esensial. Masyarakat tetap perlu makan," katanya.