Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Akan Suntik Stimulus US$80 Miliar untuk Pekerja

Parlemen Australia akan mengesahkan rencana stimulus fiskal senilai A$ 130 miliar (US$80 miliar) pada hari Rabu (8/4/2020), yang ditujukan untuk pekerja dalam upaya menahan dampak virus corona terhadap perekonomian.
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne
Suasana di depan Opera House, Sydney, di tengah lockdown, Senin (23/3/2020)/ Bloomberg- Brendon Thorne

Bisnis.com, JAKARTA – Parlemen Australia akan mengesahkan rencana stimulus fiskal senilai A$ 130 miliar (US$80 miliar) pada hari Rabu (8/4/2020), yang ditujukan untuk pekerja dalam upaya menahan dampak virus corona terhadap perekonomian.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala dan cakupannya, dan sekitar 6 juta pekerja dapat menggunakan program ini agar tidak kehilangan pekerjaan," kata Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg dalam sebuah wawancara televisi, seperti dikutip Bloomberg.

“Paket stimulus ini akan membantu membangun jembatan pemulihan," lanjutnya.

Paket kebijakan ini ditujukan untu membayar subsidi upay sebesar A$1.500 setiap dua pekan per karyawan untuk membantu bisnis agar tidak melakukan PHK karyawan mereka.

Ini adalah langkah terbaru dalam rencana Perdana Menteri Scott Morrison untuk memastikan ekonomi dapat bertahan selama krisis kesehatan dan dapat pulih dengan cepat saat bisnis seperti restoran, klub, kasino dan bioskop diizinkan untuk dibuka kembali.

Sejak ancaman Covid-19 muncul, pemerintah telah meninggalkan rencana untuk mengembalikan dan menjaga surplus anggaran. Pemerintah juga menyuntikkan stimulus ke dalam perekonomian dalam upaya untuk mencegahnya agar tidak jatuh ke dalam resesi jangka panjang.

Total stimulus fiskal dan moneter kini telah melampaui A$320 miliar atau 16,4 persen dari produk domestik bruto Australia

Program penyelamatan tenaga kerja ini akan disahkan pada hari Rabu di parlemen. Meskipun pemimpin partai oposisi Buruh Anthony Albanese mengatakan dia tidak akan menentang undang-undang tersebut, dia menyerukan agar lebih dari 1 juta pekerja lepas untuk dapat ikut menikmati manfaat tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper