Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menyebut sejumlah objek bisnis di DKI Jakarta melakukan pengamanan berlebihan selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Kondisi ini malah akan menciptakan kerawanan.
Pemprov DKI Jakarta memberlakukan pembatasan sosial berskala besar mulai hari ini, Jumat (10/4/2020). Kendati begitu sejumlah sektor bisnis masih melakukan penjagaan yang dinilai berlebihan.
Dia menyebut beberapa objek bisnis diketahui melakukan penjagaan berlebihan yang terkesan show of force. Padahal objek tersebut bukan objek vital nasional atau instalasi lainnya yang sangat strategis.
“Cara-cara seperti ini sebenarnya justru menciptakan kerawanan yang besar mengingat adanya pengamanan yang berlebihan akan mengundang daya tarik dari pihak lain,” katanya kepada Bisnis, Jumat (10/4/2020).
Selain itu lanjutnya, pamer kekuatan pengamanan juga akan meciptakan pertentangan kelas dengan lingkungan sekitar, terlebih jika yang diamankan secara berlebihan adalah sektor bisnis milik swasta.
Sektor swasta dinilai lebih baik membangun kekuatan sosial bersama masyarakat sekitar untuk melawan Covid-19 seperti membagi sembako dan bentuk lain, dibanding menggunakan kekuatan finansial untuk mengamankan objek fisik.
"Salah strategi dengan melakukan sistem pengamanan secara berlebihan, merasa lebih elit dan penting, serta menciptakan kelas yang berbeda justru akan menjadi daya tarik terjadinya ancaman," terangnya.
Adapun dalam penerapan pembatasan sosial berskala besar pemerintah telah mengerahkan aparat keamanan TNI - Polri guna mengamankan situasi darurat Covid-19. Alhasil sektor bisnis diminta tidak khawatir pada potensi gangguan keamanan.
“Dalam situasi seperti saat ini sektor bisnis cukup melakukan penguatan oleh satuan pengamanan dan meningkatkan koordinasi dengan aparat keamanan wilayah setempat dan masyarakat,” sebutnya.