Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan-perusahaan penyulingan minyak kelapa sawit Malaysia mendesak Pemerintah Negara Bagian Sabah untuk mencabut kebijakan menutup semua perkebunan kelapa sawit.
Mereka beralasan penutupan yang berkepanjangan tersebut berisiko bagi pasokan minyak nabati di dunia.
Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (4/4/2020), Ketua Asosiasi Perusahaan Penyulingan Minyak Kelapa Sawit Malaysia Jamil Haron mengatakan jika kelapa sawit tidak dipanen, pabrik tidak memiliki bahan untuk memproduksi minyak goreng dan lemak nabati lainnya yang merupakan produk makanan esensial.
Pasokan minyak kelapa sawit yang tidak memadai juga memaksa para pengusaha di sektor ini untuk menutup bisnis dan merumahkan pegawainya. Dalam jangka pendek, kondisi ini akan menyebabkan disrupsi dalam mata rantai produksi makanan.
Asosiasi sekaligus menggaungkan seruan yang dikeluarkan oleh Genting Plantations Bhd. and FGV Holdings Bhd., setelah Pemerintah Negara Bagian Sabah menutup operasional perusahaan penyulingan kelapa sawit di enam distrik pada 14 April.
Penutupan tersebut disebabkan atas penemuan sejumlah pekerja yang tertular virus corona (covid-19).
Baca Juga
Sabah sendiri memiliki area seluas 1,54 juta hektar yang ditanami kelapa sawit. Luasnya bahkan 21 lipat lebih besar daripada Singapura.