Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menggarisbawahi peringkat terkait kelistritrikan di Indonesia yang masih kalah jauh dengan negara tetangga.
Kondisi itu menurutnya, masih terjadi kendati rasio eletrifikasi hingga 2020 telah mencapat 99,48 persen atau melampui target Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015--2019, yakni 96 persen.
Berdasarkan catatan Presiden, peringkat Eletricity Access Population Indonesia berada pada peringkat 95. “Mmasih tertinggal dari Malaysia peringkat 87, Vietnam peringkat 84, dan Singapura, Thailand, China, Korea Selata berada pada peringkat 2,” kata Jokowi membuka rapat terbatas soal rasio elektrifikasi pedesaan melalui video conference, Jumat (3/4/2020).
Begitu pula dengan peringkat Electricity Supply Quality Indonesia yang masih berada di peringkat 54. Padahal Filipina (53), Malaysia (38), Thailand (31, China(18), Singapura (2).
Presiden mencatat bahwa masih ada 430 desa yang melum dialiri listrik, meskipun tergolong sedikit dibandingkan dengan jumlah desa di seluruh Tanah Air, yaitu 75.000 desa.
“Tapi apapun ini harus kita selesaikan 433 desa yang belum berlistrik tersebar di 4 provinsi. Di provinsi Papua 325 desa. Provinsi Papua Barat 102 desa. Prov Nusa Tenggara Timur 5 desa dan provinsi Maluku 1 desa,” kata Jokowi.
Baca Juga
Oleh karena itu Jokowi meminta jajarannya untuk mengidentifikasi secara jelas desa-desa yang belum memiliki listrik tersebut. Hal ini termasuk di dalamnya mengukur jarak desa yang telah memiliki listrik dengan yang belu.
“Sehingga kita dapat menentukan strategi pendekatan teknologi yang tepat apakah dengan ekstensi jaringan listrik,” kata Presiden.
Jokowi juga meminta persiapan anggaran regulas dan kebijakn investasi yang diperlukan untuk mendukung pengadaan listrik tersebut. Pun Presiden meminta bukan hanya distribusi listrik yang dijamin, tetapi juga akses listrik kepada warga miskin.
“Terakhir saya minta program listrik untuk desa ini, desa berlistrik ini betul-betul memberikan nilai tambah bagi peningkatan produktivitas ekonomi di desa,” katanya.