Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona di Italia Tewaskan 366 Orang, 16 Juta Orang Diisolasi

Sebanyak 133 kematian baru datang bersamaan dengan lonjakan infeksi dari 5.883 menjadi 7.375.
Begini salah satu ekspresi PM Italia Matteo Renzi saat menggelar konferensi pers./.Reuters-Alessandro Bianchi
Begini salah satu ekspresi PM Italia Matteo Renzi saat menggelar konferensi pers./.Reuters-Alessandro Bianchi

Bisnis.com, JAKARTA - Korban tewas di Italia, pusat wabah virus corona baru di Eropa, melonjak dalam satu hari, dari 233 menjadi 366, para pejabat mengumumkan, sebagaimana dikutip Business Insider, Senin (9/3/2020).

Sebanyak 133 kematian baru datang bersamaan dengan lonjakan infeksi dari 5.883 menjadi 7.375.

Kasus-kasus yang baru diidentifikasi menandai status negara itu sebagai yang memiliki jumlah infeksi terbesar di luar China, tempat virus itu berasal.

Pusat infeksi terbesar kedua di luar China adalah Korea Selatan, yang telah mengidentifikasi 7.313 kasus pada 8 Maret.

Italia mengeluarkan respons yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap wabah tersebut, dengan mengumumkan isolasi wilayah Lombardy, membuat hingga 16 juta orang dan 14  provinsi negara itu dikenakan pembatasan perjalanan berdasarkan aturan karantina baru.

Penegakan hukum dikerahkan di samping pembatasan baru untuk menegakkan karantina.

Perdana Menteri Giuseppe Conte juga mengumumkan penutupan resmi ruang publik seperti sekolah, gimnasium, museum, klub malam, dan kolam renang.

"Kami menghadapi keadaan darurat, darurat nasional," kata Conte, Minggu (8/3/2020).

"Kita harus membatasi penyebaran virus dan mencegah rumah sakit kita kewalahan."

Penutupan tempat-tempat umum mirip dengan pengumuman di negara tetangga Prancis, di mana para pejabat mengumumkan larangan pertemuan lebih dari 1.000 orang setelah jumlah kematian meningkat dari 11 menjadi 19 selama akhir pekan di tengah 1.126 total kasus.

Virus corona telah menimbulkan kekhawatiran di negara-negara di dunia karena lebih dari 107.000 telah terinfeksi dan setidaknya 3.600 meninggal.

Meskipun angka kematian tertinggi sebelumnya telah diidentifikasi di China, di mana virus itu berasal pada bulan Desember, negara itu mengidentifikasi jumlah terendah infeksi baru dalam satu hari sejak Januari, yang menunjukkan wabah di negara ini melambat.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper