Bisnis.com, JAKARTA – Arab Saudi mengarantina untuk sementara provinsi penghasil minyak Qatif yang 11 warganya terpapar virus corona dan menutup sementara semua sekolah dan perguruan tingi di seluruh negeri itu.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan karantina di wilayah yang memiliki populasi muslim Syiah terbesar di negara tersebut.
Tindakan itu dilakukan setelah empat kasus terakhir dikonfirmasi di Arab Saudi.
Akan tetapi diperkirakan kasus tersebut tidak akan berdampak pada produksi minyak Arab Saudi, menurut dua sumber industri seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (9/3/2020).
Hanya saja, keputusan itu dapat menimbulkan penolakan di Qatif, yang telah menjadi titik nyala antara pemerintah Arab Saudi yang didominasi Sunni.
Kaum Syiah yag minoritas mengeluhkan diskriminasi dan marginalisasi meski tuduhan itu dibantah pemerintah.
Baca Juga
Otoritas Arab Saudi sebelumnya mengatakan mereka yang terinfeksi baru kembali dari Iran atau memiliki kontak dengan orang-orang yang mengunjungi Republik Islam, rumah bagi situs-situs suci Syiah.
Karantina di Qatif juga bisa meningkatkan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran.
Riyadh mengecam Teheran pada hari Kamis (5/3/2020), karena mengizinkan warga negara Arab Saudi masuk selama wabah virus corona berkembang di sana.
Arab Saudi telah melarang perjalanan ke Iran, yang telah melaporkan 194 kematian akibat virus corona, dan menyatakan tindakan hukum akan diambil terhadap warga negara Arab Saudi yang bepergian ke sana.
Sementara tu, Aljazeea.com melaporkan bahwa Iran telah muncul sebagai pusat penyebaran virus corona di Timur Tengah.
Pemerintah negara itu melaporkan 194 kematian akibat virus yang mematikan itu kemarin.
Angka kematian di negara itu setara dengan Italia sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi di luar China.
Akan tetapi meski karantina diberlakukan di Qatif, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menyatakan hal itu tidak berlaku bagi fasilitas vital yang menyediakan layanan keamanan.