Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dituding Berkhianat, Putera Mahkota Tahan 3 Anggota Kerajaan Arab Termasuk Adik Raja Salman

Ketiga orang tersebut adalah adik laki-laki Raja Salman, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz; mantan putra mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef; serta sepupu keluarga kerajaan, Pangeran Nawaf bin Nayef.
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman/Reuters-Joshua Roberts
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman/Reuters-Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak tiga anggota senior keluarga Kerajaan Arab Saudi, termasuk adik laki-laki Raja Salman, telah ditahan atas dugaan pengkhianatan pada Jumat (6/3/2020) waktu setempat.

Berdasarkan laporan dari Bloomberg, ketiga orang tersebut adalah adik laki-laki Raja Salman, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz; mantan putra mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef; serta sepupu keluarga kerajaan, Pangeran Nawaf bin Nayef.

Pangeran Ahmed dan Pangeran Mohammed diduga akan melakukan kudeta terhadap keluarga kerajaan

Semenjak Raja Salman naik tahta pada 2015, putra mahkotanya, Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS terus melakukan konsolidasi kekuatan dengan menahan para pangeran lain dan melucutinya dari jabatan-jabatan penting pada pemerintahan Arab Saudi.

Pangeran Mohammed bin Nayef, salah satu orang yang ditahan pada Jumat (6/3/2020), adalah sepupu MBS sekaligus putra mahkota sebelum MBS.

 Pangeran Mohammed juga sempat menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri sebelum dilengserkan pada 2017.

Selain itu, MBS juga memerintahkan pasukan keamanan Arab Saudi untuk menangkap para pangeran senior lain, serta para pebisnis yang diklaim sebagai upaya pemberantasan korupsi di Arab Saudi.

Beberapa waktu lalu, Pangeran Alwaleed bin Abdullah dan Pangeran Miteb, anak dari eks Raja Arab Saudi Raja Abdullah ditahan di Hotel Ritz Carlton selama berbulan-bulan meskipun akhirnya dibebaskan.

Selain urusan dalam negeri dan para pangeran, Arab Saudi juga direpotkan wabah virus corona yang meluas, karena berpotensi menurunkan harga minyak dunia yang makin mengancam Arab Saudi karena masih bergantung pada minyak.

Risiko ini semakin meningkat setelah Rusia menolak permintaan Arab Saudi untuk memangkas produksi dan menaikkan harga yang membuat harga minyak dunia terjun bebas lebih dari 9 persen, terbesar sejak 2008.

“Tantangan kepemimpinan Arab Saudi semakin membesar dalam beberapa hari terakhir. Kasus ini kemungkinan akan membuat Raja Salman dan Pangeran MBS semakin sensitif terhadap risiko kudeta, karena penangkapan ini menghilangkan rintangan terbesar dalam pergantian kepemimpinan, " ujar Kepala Departemen Timur Tengah dan Afrika Utara Eurasia Group Ayham Kamel. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper