Iran Sedot Perhatian
Selain Korea Selatan yang menjadi perhatian karena kasus virus corona yang tinggi, 5.766 kasus dengan jumlah kematian 35 orang, kasus di Iran pun membetot perhatian. Pasalnya, di negara ini virus corona menginfeki sejumlah pejabat.
Berawal dari Wakil Menteri Kesehatan Iran dinyatakan positif tertular virus corona.
Reuters memberitakannya berdasarkan laporan dari kantor berita semiresmi Iran, ISNA, Selasa (25/2/2020).
Juru bicara kementerian kesehatan dalam wawancara dengan televisi negara membenarkan bahwa Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi terinfeksi virus corona. Harirchi pun dikarantina.
Sebelum positif tertular virus corona, pada Senin (23/2/2020), Iraj ikut dalam konferensi pers terkait dengan virus corona.
Dalam video yang beredar, dia tampak menyeka keringat diwajahnya secara berulang-ulang. Dia juga menyeka hidungnya. Wajahnya terlihat memerah. Simak videonya dari Youtube Quick Take by Bloomberg di atas.
Situasi tak nyaman sangat jelas diperlihatkan Iraj. Dalam video terpisah, mengenakan kaus oblong berwarna kuning, Iraj mengungkapkan pengakuan dan curahan hatinya.
“Saya ingin menginformasikan bahwa saya juga terkena virus corona. saya demam sejak kemarin, dan hasil test awal tadi malam mengungkapkan bahwa saya positif tertular corong. Sejak saat itu, saya mengisolasi diri saya sendiri.
Beberapa menit lalu, saya juga telah diberitahu bahwa tes akhir menyatakan saya positif. Saya akan memulai treatment secepatnya.
Kondisi saya tidak terlalu buruk. Tubuh saya sedikit sakit dan agak demam. Saya yakin ini akan segera membaik. Yang pasti, kami akan melakukan berbagai cara untuk melawan virus ini dalam beberapa pekan ke depan.
Yakinlah bahwa kita bisa mengalahkan corona. Saya mengatakan ini dari hati yang paling dalam. Jaga dirimu. Sampai jumpa."
Kementerian Kesehatan Iran memberi konfirmasi kalau virus corona merebak di beberapa kota di negeri itu dimulai dari Qom, kota asal dua pasien pertatama yang meningal.
Qom adalah sebuah kota suci bagi muslim Syiah terletak 75 mil sebelah selatan Ibu Kota Teheran.
"Kemungkinan sumber penyakit ini dari pekerja Cina yang bekerja di Qom yang sebelumnya baru kembali dari negeri asalnya," kata pejabat Kementerian Kesehatan Iran, Minou Mohrez, dikutip dari kantor berita IRNA.