Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wajah Islam Toleran antara Radikalisme dan Islamofobia

Radikalisme dan islamofobia menjadi dua kutub yang membuat citra atau wajah Islam di dunia terus bergerak dengan berbagai prasangka.
Umat Islam melakukan Tawaf keliling Ka'bah sebagai bagian dari pelaksanaan ibadah Umrah di Masjidil Haram, Makkah Al Mukarramah, Arab Saudi, Jumat (3/5/2019)./ANTARA-Aji Styawan
Umat Islam melakukan Tawaf keliling Ka'bah sebagai bagian dari pelaksanaan ibadah Umrah di Masjidil Haram, Makkah Al Mukarramah, Arab Saudi, Jumat (3/5/2019)./ANTARA-Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA - Prasangka warga dunia non-Muslim terhadap Islam sejauh ini terus bergerak dinamis. Di antara upaya kalangan Islam mengenalkan Islam yang toleran, Islam moderat, dunia diwarnai dengan radikalisme dan islamofobia.

Indonesia memilih untuk aktif memberikan sosialisasi kepada negara Eropa soal Islam moderat atau toleran. Rumania menjadi salah satu negara yang akan menjadi sasaran promosi Islam yang bertoleransi.

Hal itu misalnya diungkap Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Indonesia untuk Rumania M. Amhar Azeth. Ia menyinggung soal islamofobia atau ketakutan terhadap agama Islam tengah yang berkembang di Eropa, terutama dari generasi muda di Eropa.

Hal itu, lanjutnya, terlihat dari penolakan pembangunan masjid beberapa waktu lalu. Proyek pembangunan masjid tersebut digagas oleh Turki.

“Kami barusan selesai sebagai Dubes Rumania Moldova menghadap beliau untuk minta arahan petunjuk nasehat dalam rangka mensosialisasikan Islam Nusantara di negara Balkan pusatnya di Rumania,” kata Amhar usai berjumla dengan Wapres, Jumat (28/2/2020).

Program sosialisasi itu akan dilakukan dengan melibatkan sebagian besar universitas di Rumania yang memiliki fakultas teologi. Program sosialisasi di antaranya dilakukan dengan mengadakan dialog antaragama.

Amhar juga mengundang Parisada Hindu Dharma Indonesia, Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), dan Persatuan Gereja Indonesia (PGI) untuk mencotohkan toleransi antaragama di Indonesia.

“Tapi beliau mengharapkan harus hati-hati supaya jangan menyinggung masalah yang bersifat sensitif di bidang politik. Arah beliau bahwa kegiatan ini adalah mensosialisasikan Islam Nusantara di tanah Eropa terutama di negara-negara Balkan,” ujar Amhar terkait pesan Wapres.

Pencegahan Radikalisme

Selain soal islamofobia, Muslim di dunia pun harus menghadapi fakta terjadinya radikalisme. Pada hari yang sama dengan kunjungan Amhar, Wapres Ma'ruf Amin juga menerima kunjungan dari Liga Muslim Dunia.

World Moslem League mengunjungi kantor Wakil Presiden untuk antara lain membicarakan soal pencegahan radikalisme di dunia.

Sekretaris Jenderal World Moslem League Mohammed Abdulkarim Al-Essa mengatakan pertemuan tersebut dijadikan kesempatan untuk bertukar pemikiran terkait perdamaian keamanan di dunia secara keseluruhan.

World Moslem League atau Liga Dunia Muslim adalah organisasi Islam non-pemerintah internasional yang berbasis di Mekkah, Arab Saudi. Organisasi ini bertujuan untuk menyajikan potret Islam sejati dan prinsip toleransi, memberikan bantuan kemanusiaan, dan lainnya.

“Pengalaman Indonesia dalam keharmonisan, dalam bernegara dengan kebhinekaan tentu menjadi inspirasi dunia, Indonesia yang terdiri dari berbagai macam etnis dan agama tetapi bisa hidup berdampingan damai dengan harmonis dan semua bekerja untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang sama di bawah bendera satu bangsa dan satu negara,” tuturnya, Jumat (28/2/2020).

Mohammed mengapresiasi moderasi Islam yang ada di Indonesia sehingga semua bisa berjalan dengan damai. Mohammed mengajak Indonesia memerangi pemikiran radikal dan intoleransi karena memerangi terorisme adalah tanggung jawab semua yang ada di muka bumi.

Hal ini akan diperkuat dengan dibangunnya Museum Rasulullah di Ancol, Jakarta Utara. Dia berharap museum tersebut akan menjadi ikon internasional dan akan menarik wisatawan, bukan hanya Muslim tetapi juga non-Muslim sehingga mereka bisa melihat begitu indahnya ajaran Rasulullah.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan Indonesia merupakan contoh negara yang sudah berhasil mengembangkan Islam Wasathiyah (moderat) yakni Islam yang ramah dan bisa bekerja sama dengan berbagai agama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper