Bisnis.com, JAKARTA - Bendahara Australia Josh Frydenberg mengatakan ekonomi negara itu terbukti tangguh meskipun terdampak wabah coronavirus yang tengah menimpa mitra dagang terbesarnya, China.
Dalam sebuah wawancara Frydenberg mengatakan pihaknya sedang memantau efek dari wabah pada pariwisata, pendidikan dan konsekuensinya pada rantai pasokan internasional yang terganggu
"Kami akan terus memantau situasi, tetapi kami tahu bahwa ekonomi Australia sangat tangguh," katanya, dilansir Bloomberg, Minggu (23/2/2020).
Australia adalah satu diantara sekian negara yang telah melarang kedatangan warga China. Komite Keamanan Nasional meninjau pembatasan tersebut setiap minggu. Larangan itu berarti lebih dari 100.000 mahasiswa asal China tidak dapat memulai kelas universitas di Australia pada periode ini.
Hal itu otomatis memberikan pukulan signifikan bagi sektor pendidikan sebesar 38 miliar Dolar Australia (US$25 miliar) karena lebih dari seperempat mahasiswa asing baru datang dari China.
Epidemi menjadi hambatan ekonomi berikutnya bagi Australia, yang sebelumnya sudah berjuang dengan dampak dari kebakaran musim panas yang menghancurkan dan kekeringan yang melumpuhkan. Adapun China adalah tujuan utama untuk ekspor energi, logam, dan produk pertanian. Australia juga diketahui merupakan ekonomi dunia maju yang paling bergantung pada China.
Frydenberg mengakui sekitar sepertiga dari ekspor Australia pergi ke China. Namun dia mengatakan pemerintah telah melakukan diversifikasi hubungan dagangnya, mencapai kesepakatan dengan Indonesia, Jepang dan Korea dan dengan mendukung Kemitraan Trans-Pasifik.