Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Singapura akan meluncurkan paket ekonomi yang "kuat" pekan depan, seiring dengan upaya untuk mengurangi dampak virus corona (coronavirus) Covid-19 terhadap perekonomian.
Menteri Pembangunan Nasional Singapura Lawrence Wong menyatakan paket ekonomi tersebut merupakan bagian dari anggaran nasional untuk memitigasi dampak ekonomi dari virus corona pada negara yang bergantung pada perdagangan itu.
“Kami menyadari ada dampak ekonomi. Sektor-sektor tertentu merasakannya - pariwisata, perhotelan - tetapi di luar sektor-sektor ini, kami pikir dampak yang lebih luas juga bisa parah,” ungkap Wong, seperti dilansir Bloomberg, Rabu (12/2/2020).
Ia turut memimpin satuan tugas multi-kementerian yang dibentuk untuk mengkoordinasikan tanggapan Singapura terhadap virus tersebut.
Namun, ia menolak untuk mengungkapkan besarnya paket ekonomi yang dimaksud atau apakah nilai paket itu akan lebih besar dari paket bantuan SARS senilai S$230 juta (US$166 juta) yang diluncurkan selama pandemi SARS pada 2003. Pandemi SARS turut berdampak pada ekonomi Singapura saat itu.
Paket bantuan SARS mencakup potongan pajak properti dan program pinjaman sementara untuk perusahaan kecil dan menengah yang bertujuan membantu mereka dengan problem arus kas (cash flow) jangka pendek.
Menurut Wong, rantai pasokan sudah terganggu dan pukulan wabah virus Covid-19 terhadap ekonomi China akan berdampak pada ekonomi global. Skenario seperti ini sudah pasti akan turut menyeret Singapura.
“Kami sedang mempersiapkan paket yang kuat dalam anggaran yang akan datang untuk membantu perusahaan-perusahaan kami serta juga membantu para pekerja mempertahankan pekerjaan mereka,” tambah Wong.
Pemerintah Singapura dijadwalkan untuk mengumumkan anggarannya pada 18 Februari 2020.
Badan pariwisata Singapura telah memperkirakan jumlah wisatawan ke Negeri Singa itu turun hingga 30 persen tahun ini akibat virus Corona. China diketahui berkontribusi sekitar 20 persen dari jumlah wisatawan di Singapura.
Sementara itu, kasus terinfeksi virus Covid-19 di Singapura dikonfirmasi telah mencapai 47 kasus. Singapura menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus terbesar di luar China.
Menanggapi meningkatnya jumlah kasus yang ditularkan secara lokal, pemerintah Singapura pada Jumat (7/2/2020) menaikkan level respons penyakit nasional menjadi Oranye, level sama yang digunakan selama epidemi SARS tahun 2003.