Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Sikap Tegas Indonesia atas Usul Trump untuk Perdamaian Palestina-Israel

Indonesia angkat bicara soal rencana perdamaian Isreal dan Palestina yang digagas Trump
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pidato menyusul pengumuman oleh Presiden AS Donald Trump tentang rencana perdamaian Timur Tengah, di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, 28 Januari 2020./Reuters
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pidato menyusul pengumuman oleh Presiden AS Donald Trump tentang rencana perdamaian Timur Tengah, di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel, 28 Januari 2020./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri angkat bicara mengenai perkembangan terkini di Palestina usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah yang digagasnya. 

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri menegaskan kembali bahwa terkait isu Palestina, Indonesia secara konsisten berpegang teguh pada amanah konstitusi.

"Penyelesaian masalah Palestina harus berlandaskan prinsip 'two-state solution' yang menghormati hukum internasional dan parameter yang telah disepakati oleh dunia internasional," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri, Rabu (29/1/2020).

Indonesia pun mendorong dihidupkannya kembali dialog yang melibatkan para pihak demi tercapainya stabilitas dan perdamaian abadi.

Menurut rencana perdamaian Trump, AS tetap mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, sementara Yerusalem Timur akan menjadi bagian dari Ibu Kota Palestina. 

Rencana tersebut juga memungkinkan Israel mempertahankan Lembah Yordan dan kendali atas permukiman Tepi Barat yang sejak lama diperebutkan. 

Palestina dan sebagian besar komunitas internasional menganggap permukiman tersebut ilegal di bawah hukum internasional.

Adapun Trump mengumumkan rencananya untuk perdamaian Israel-Palestina tersebut di sebuah acara Gedung Putih didampingi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Meskipun Trump menyatakan tujuannya adalah untuk mengakhiri konflik selama beberapa dekade, namun rencana itu lebih berpihak pada Israel. Pengumuman rencana itu juga tidak dihadiri pihak Palestina.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak rencana itu dan menyebutnya sebagai "konspirasi".

"Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu: Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar. Dan kesepakatan Anda, konspirasi, tidak akan lolos," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi dari Ramallah di Tepi Barat, dikutip dari BBC.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper