Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengungkapkan doanya lewat Twitter. Dia mengungkapkan bahwa dirinya telah mengirim menteri dalam negeri dan menteri lingkungan untuk segera melakukan peninjauan.
“Saya berharap rahmat dari Allah kepada saudara-saudara kita yang kehilangan nyawa mereka dalam gempa bumi dan berharap kesembuhan segera bagi mereka yang terluka,” cuitnya lewat akun resminya, Sabtu (25/1/2020).
Gempa berkekuatan 6,8 richter mengguncang Provinsi Elazig, Turki timur, hingga menewaskan 22 orang pada Jumat malam (24/1/2020).
Masih ada sekitar 22 orang lagi yang masih terperangkap di bawah reruntuhan.
Gempa diketahui berpusat pada sekitar 550 km (340 mil) timur ibukota Ankara, dan diikuti oleh lebih dari 390 gempa susulan, dan 12 di antaranya berkekuatan lebih dari 4 richter.
Sebanyak 18 warga Elazig tewas di Elazig dan empat lainnya di provinsi tetangga Malatya, kata Otoritas Bencana dan Darurat Turki (AFAD). Sekitar 1.031 warga lainnya terluka dan di rumah sakit di wilayah tersebut. Upaya penyelamatan sedang berlangsung di tiga lokasi berbeda di Elazig.
Berbicara di Elazig, Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan 39 orang telah diangkat keluar dari bawah reruntuhan sejak gempa, tetapi 22 lainnya masih terperangkap.
Pada Jumat (24/1/2020) malam, Soylu menggambarkannya sebagai insiden "Level 3" sesuai dengan rencana tanggap darurat negara itu, yang berarti menyerukan respons nasional tetapi tidak memerlukan bantuan internasional.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (25/1/2020), Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan 128 orang yang terluka masih menerima perawatan dan 34 dari mereka berada dalam perawatan intensif, tetapi tidak dalam kondisi kritis. Jika perlu, pusat medis tambahan akan didirikan.
Media pemerintah di Suriah dan Iran mengungkapkan gempa terasa di negaranya. Begitu pula yang dilaporkan oleh Libanon, tepatnya kota-kota Beirut dan Tripoli.
Bersama dengan Mendagri Turki, Menteri Lingkungan dan Urbanisasi Murat Kurum mengatakan lima bangunan di Elazig telah runtuh akibat gempa dan ada beberapa bangunan lain yang rusak berat. Dia mendesak warga untuk menghindari memasuki rumah mereka sementara para ahli memeriksa kerusakan pada bangunan.
Turki memiliki sejarah gempa bumi yang kuat. Lebih dari 17.000 orang tewas pada Agustus 1999 ketika gempa berkekuatan 7,6 melanda kota barat Izmit, 90 km (55 mil) tenggara Istanbul. Sekitar 500.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Pada 2011, gempa bumi melanda kota timur Van dan kota Ercis, sekitar 100 km di utara, menewaskan sedikitnya 523 orang.