Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia berpotensi menjadi produsen produk halal terbesar di dunia dengan membenahi pencatatan ekspor.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menuturkan pencatatan ekspor yang dibenahi ini yakni mencantumkan kategori produk halal dalam dokumen ekspor.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menuturkan pencatatan ekspor yang dibenahi ini yakni mencantumkan kategori produk halal dalam dokumen ekspor.
Dengan pembenahan ini, maka Indonesia memiliki data yang kuat untuk dilaporkan kepada pusat perwakilan makanan halal dunia. Pembenahan pencatatan ini akan mengerek posisi negeri ini sebagai produsen halal terbesar di dunia.
"Seluruh pengusaha besar di Indonesia telah memiliki sertifikat halal," kata Adhi di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (23/12/2019).
Sebagai gambaran, ia mencontohkan seluruh ekspor produk turunan sawit Indonesia memiliki sertifikat halal. Nilai ekspor produk ini mencapai US$30 Miliar setiap tahunnya. Sementara ekspor produk makanan dan minuman yang sebagian besar memiliki sertifikat halal memiliki nilai ekspor US$7,5 miliar.
Dalam Global Islamic Economic Report 2019, Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan Brazil yang merupakan eksportir produk halal nomor 1 dunia dengan nilai US$5,5 Miliar Peringkat selanjutnya disusul oleh Australia dengan nilai US$ 2,4 Miliar. Dalam laporan itu, nilai ekspor produk Indonesia baru 3,8% dari pasar halal dunia.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menuturkan Indonesia menargetkan menjadi produsen ekspor terbesar produk halal ke dunia. Saat ini, dalam sejumlah laporan lembaga pemeringkat dunia, posisi Indonesia hanya berada di posisi keenam dunia.
Ma'ruf menyayangkan Indonesia saat ini hanya menjadi konsumen dan tukang stempel untuk produk halal yang diimpor. Padahal, lanjutnya, jika dilihat dari negara yang berpenduduk muslim terbesar dunia, seharusnya dapat menjadi produsen produk halal untuk kebutuhan pasar domestik, bahkan dapat menjadi eksportir produk-produk halal untuk pasar halal dunia.
"Seluruh pengusaha besar di Indonesia telah memiliki sertifikat halal," kata Adhi di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (23/12/2019).
Sebagai gambaran, ia mencontohkan seluruh ekspor produk turunan sawit Indonesia memiliki sertifikat halal. Nilai ekspor produk ini mencapai US$30 Miliar setiap tahunnya. Sementara ekspor produk makanan dan minuman yang sebagian besar memiliki sertifikat halal memiliki nilai ekspor US$7,5 miliar.
Dalam Global Islamic Economic Report 2019, Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan Brazil yang merupakan eksportir produk halal nomor 1 dunia dengan nilai US$5,5 Miliar Peringkat selanjutnya disusul oleh Australia dengan nilai US$ 2,4 Miliar. Dalam laporan itu, nilai ekspor produk Indonesia baru 3,8% dari pasar halal dunia.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menuturkan Indonesia menargetkan menjadi produsen ekspor terbesar produk halal ke dunia. Saat ini, dalam sejumlah laporan lembaga pemeringkat dunia, posisi Indonesia hanya berada di posisi keenam dunia.
Ma'ruf menyayangkan Indonesia saat ini hanya menjadi konsumen dan tukang stempel untuk produk halal yang diimpor. Padahal, lanjutnya, jika dilihat dari negara yang berpenduduk muslim terbesar dunia, seharusnya dapat menjadi produsen produk halal untuk kebutuhan pasar domestik, bahkan dapat menjadi eksportir produk-produk halal untuk pasar halal dunia.