Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Perkirakan Trump Tunda Tarif pada 15 Desember

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan menunda rencana pengenaan tarif baru terhadap impor China yang dijadwalkan pada 15 Desember 2019.
Bendera AS dan China di booth American International Chamber of Commerce (AICC) pada pemeran perdagangan internasional di Beijing, China, 28 Mei 2019./Reuters-Jason Lee
Bendera AS dan China di booth American International Chamber of Commerce (AICC) pada pemeran perdagangan internasional di Beijing, China, 28 Mei 2019./Reuters-Jason Lee

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan menunda rencana pengenaan tarif baru terhadap impor China yang dijadwalkan pada 15 Desember 2019.

Menurut sumber terkait, pejabat pemerintah China memperkirakan Presiden Donald Trump akan menunda kenaikan tarif yang direncanakan akan mulai berlaku pada Minggu (15/12/2019).

Penundaan ini akan memberi kedua belah pihak lebih banyak waktu untuk menegosiasikan kesepakatan perdagangan interim yang terus dikatakan hampir membuahkan hasil meskipun hingga detik ini belum juga terwujud.

Kedua belah pihak juga telah mendekati kesepakatan tentang pengurangan tarif eksisting. Namun, alih-alih menghapus atau mengurangi tarif, fokusnya adalah pada mengurangi tingkat tarif yang sudah diberlakukan, menurut sumber lain.

Selama perang dagang yang berlangsung 20 bulan terakhir, pemerintah AS telah menambahkan tarif sebesar 25 persen untuk produk-produk senilai sekitar US$250 miliar asal China dan tarif 15 persen atas impor China senilai US$110 miliar.

Diskusi kedua belah pihak kini terfokus pada pengurangan tarif sebanyak separuhnya. Sementara itu, tarif baru direncanakan mulai berlaku pada 15 Desember terhadap impor dari China senilai US$160 miliar, termasuk barang-barang konsumen seperti smartphone dan mainan.

Sumber yang mengetahui soal diskusi kedua belah pihak mengatakan Trump diperkirakan akan bertemu dengan tim perdagangannya pada Kamis (12/12/2019) ketika diskusi terus berlanjut tentang kemungkinan penundaan tarif mendatang.

Pemerintah China dikatakan melihat penundaan kenaikan tarif pada barang-barang konsumen impor akan memungkinkan berlanjutnya pembicaraan untuk barang-barang yang belum ditetapkan dalam kesepakatan fase satu.

Meski pemerintah Trump sendiri belum mengumumkan perihal penundaan itu, Menteri Pertanian AS Sonny Perdue pada Senin (9/12) mengatakan bahwa ia percaya akan ada 'kemunduran' pada gelombang tarif baru.

Sentimen itu didukung oleh Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross, yang mengatakan kepada Fox Business Network pada Selasa (10/12) bahwa mendapatkan kesepakatan yang tepat lebih penting ketimbang apakah hal ini dihasilkan sebelum atau setelah 15 Desember.

“Setiap hari, kami berada dalam posisi negosiasi yang lebih baik,” katanya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar isu yang lebih sulit akan dibahas dalam fase negosiasi selanjutnya.

Di sisi lain, Larry Kudlow, kepala Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, pada Selasa (10/12/2019) memperingatkan bahwa kenaikan tarif masih berjalan sesuai rencana untuk saat ini, meskipun ia mengakui adanya progres dalam pembicaraan.

Sejumlah analis mengatakan lambatnya kemajuan dalam perundingan perdagangan menggambarkan kecurigaan yang lebih luas dan bagaimana hubungan itu menghadapi kenyataan baru.

“Setiap penundaan dalam tarif 15 Desember tanpa kesepakatan fase satu yang berlaku akan menjadi pengakuan tegas bahwa kedua belah pihak tidak dapat menemukan kesepakatan mengenai ketentuan yang paling sedikit sekalipun,” ujar Jude Blanchette, seorang pakar China di Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington.

“Ini juga kemungkinan akan memperkuat pandangan keras. Dengan menunda penyelesaian akhir, kesan yang semakin tajam mengenai China di Washington D.C. akan mempersempit kemungkinan kesepakatan perdagangan yang dapat diterima secara politik di Amerika Serikat," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper