Bisnis.com, JAKARTA - Polisi Hong Kong menjinakkan dua bom rakitan di sebuah sekolah setempat. Penemuan bom tersebut kembali meningkatkan kekhawatiran atas eskalasi ketegangan di pusat keuangan Asia tersebut.
Polisi menjinakkan dua alat peledak pada Senin (9/12/2019) malam di Wah Yan College di Wan Chai, kata Petugas Tim Penjinak Bom Alick McWhirter dalam jumpa pers Senin (9/12/2019).
Bom-bom yang dilengkapi pengendali jarak jauh tersebut berfungsi penuh dan siap diaktifkan dengan ponsel, kata McWhirter, seraya menambahkan bahwa bom-bom itu tampaknya dimaksudkan "untuk membunuh dan melukai orang."
"Mengingat jumlah bahan peledak dan kelengkapannya, jika perangkat ini ditempatkan dan meledak, ini akan membunuh dan melukai banyak orang," kata McWhirter, seperti dikutip Bloomberg.
Kedua perangkat berisi total sekitar 10 kilogram bahan peledak tinggi, material kecil dan pecahan peluru. Polisi mengatakan Selasa bahwa mereka sejauh ini belum ada tersangka yang ditetapkan.
Ancaman bom terjadi setelah demonstran pro-demokrasi mengadakan pawai terbesar mereka dalam beberapa bulan terakhir pada Minggu, yang mengisyaratkan bahwa kerusuhan Hong Kong kemungkinan akan berlanjut hingga tahun 2020.
Baca Juga
Wilayah bekas jajahan Inggris itu telah diselimuti oleh aksi demonstrasi selama lebih dari enam bulan yang kerap berujung pada pertempuran sengit antara polisi anti huru hara dan demonstran yang melemparkan batu bata dan bom molotov.
Kepala eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, menyebut alat peledak yang "sangat merusak" dalam briefing reguler Selasa. Dia mengungkapkan keprihatinan bahwa 40 persen dari sekitar 6.000 orang yang ditangkap selama kekacauan politik adalah siswa, dan para guru termasuk di antara mereka.
"Ketika aksi kekerasan memasuki sekolah, itu akan merusak keselamatan semua siswa dan orang tua mereka," kata Lam.
“Saya telah meminta semua kepala sekolah untuk secara serius menindaklanjuti semua guru yang telah ditangkap,” tambahnya. “Sekolah harus memastikan semua siswa berhenti berpartisipasi dalam kegiatan yang melanggar hukum dan menjauh dari kekerasan.”
Lam mengatakan dia akan menuju ke Beijing pada hari Sabtu untuk pertemuan tahunan dan memberikan perkembangan terbaru ke pejabat China tentang situasi di Hong Kong.
Dia menghindari pertanyaan tentang laporan Apple Daily bahwa pejabat China sedang mempertimbangkan untuk mengganti beberapa pejabat yang kurang populer di kabinetnya.
"Prioritas pertama saya sekarang adalah benar-benar memulihkan hukum dan ketertiban di Hong Kong, dan untuk memastikan Hong Kong dapat terus bergerak maju," kata Lam.