Bisnis.com, JAKARTA—Pemilu di Uruguay diperkirakan akan dimenangkan oleh kelompok oposisi berhaluan kanan dan mengakhiri kekuasaan kelompok kiri tengah selam 15 tahun.
Kandidat oposisi konservatif, Luis Lacalle Pou memimpin jajak pendapat atas kandidat partai yang berkuasa pimpinan Daniel Martinez. Lacalle sebelumnya berhasil mencapai kesepakatan koalisi utama menyusul pemungutan suara putaran pertama pada Oktober lalu.
Lacalle berada di urutan kedua dalam jajak pendapat pada 27 Oktober dengan raihan 29% suara atau di belakang Martinez dengan 39% suara.
Tempat pemungutan suara akan dibuka pukul 8 pagi waktu setempat dan ditutup pada pukul 19:30 dengan pemilih 2,6 juta.
Front Besar, sebuah koalisi beraliran gerakan kiri sebelumnya mematahkan cengkeraman kelompok konservatif yang telah berlangsung puluhan tahun di tahun 2005.
Uruguay dikenal dengan menyetujui aborsi dan pernikahan gay, serta merintis legalisasi ganja pada tahun 2013.
Tetapi Lacalle Pau telah memanfaatkan kekhawatiran pemilih atas tarif pajak tinggi negara itu dan berjanji untuk mencari jalan lain untuk meraih US$900 juta yang dibutuhkan untuk mengurangi defisit anggaran atau hampir lima persen dari PDB.
"Uruguay tidak dapat menanggung pajak lagi," katanya kepada para pendukung seperti dikutip aljazeera.com, Minggu (24/11).
Keamanan juga menurun akibat peningkatan tajam angka kejahatan dan kekerasan selama tahun lalu.
Pada 2018, negara terkecil kedua di Amerika Selatan itu mencatat rekor 414 pembunuhan atau naik 45 persen dari tahun sebelumnya.
"Lacalle adalah presiden yang dapat memperbaiki negara, mengubah apa yang dilakukan Front Besar di sektor ekonomi dan keamanan," kata Mariela Barcia, seorang guru berusia 51 tahun.