Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar RI untuk Swedia Bagas Hapsoro bertemu dengan Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro guna menindaklanjuti rencana kerja sama riset dan teknologi lebih jauh antara Indonesia dan Swedia.
Nota kesepahaman (MoU) sebelumnya telah ditandatangani antara Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Indonesia dengan Kementerian Pendidikan dan Riset Swedia pada 4 Oktober 2017.
Dubes RI untuk Swedia Bagas Hapsoro mengatakan langkah setelah MoU riset dan teknologi kedua negara ditandatangani adalah pembentukan komite bersama untuk mengimplementasikan kerja sama, seperti program riset dan inovasi bersama, kolaborasi antarinstitusi penelitian, pengembangan kapasitas melalui pertukaran pakar dan ahli, dan lain-lain.
"Swedia sebagai negara yang sangat maju dalam teknologi, tentunya dapat menjadi benchmark bagi peningkatan kemanfaatan teknologi tinggi untuk kemaslahatan rakyat Indonesia. Sorotan utama tentunya riset dan teknologi dalam bidang energi, ICT [information and communications technology], waste to energy, dan sustainable development," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (21/11/2019).
Sementara itu, Bambang menyatakan Swedia merupakan negara inovasi yang menerapkan triple helix, yakni kerja sama antara universitas, pemerintah, dan sektor swasta.
"Terlihat kan itu inovasi yang dihasilkan IKEA dan industri Swedia lainnya. Dan untuk MoU, kita akan teruskan," ujarnya.
Hubungan diplomatik Indonesia-Swedia yang akan memasuki usia 70 tahun pada 2020 menurut rencana akan diperingati dengan mengadakan kompetisi inovasi.
Bambang berpendapat kompetisi itu dapat menjadi awal inovasi yang berkontribusi pada industri di Indonesia. Adapun Bagas berharap proposal penelitian mengupas bidang-bidang yang memberi manfaat dan berdampak besar bagi kedua negara, seperti energi, lingkungan hidup, dan pengelolaan sampah.