Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mudah Terpapar Radikalisme, Kelompok Teroris Kerap Rekrut Kalangan Muda

Pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatra Utara, diyakini merupakan pria berinisial RMN berusia 24 tahun. Usia ini dinilai memang menjadi incaran rekrutan kelompok teror.
Polisi berjaga pasca bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatra Barat, Rabu (13/11/2019)./Antara
Polisi berjaga pasca bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatra Barat, Rabu (13/11/2019)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA Pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatra Utara, diyakini merupakan pria berinisial RMN berusia 24 tahun. Usia ini dinilai memang menjadi incaran rekrutan kelompok teror.

Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai anak muda paling mudah menjadi rekrutan kelompok teror. Pasalnya, karakter kalangan muda mudah terpapar ideologi tertentu.

Proses penyebaran paham kepada kalangan muda dilakukan melalui media sosial. Melalui dunia maya, informasi terkait paham radikal mudah ditemui.

"Anak muda mudah direkrut dan banyak pelaku lone wolf itu anak muda. Jarang sekali dilakukan oleh orang tua. Biasanya usia dari belasan sampai 24 tahun," katanya kepada Bisnis di Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Bom bunuh diri di Polrestabes Medan terjadi sekitar pukul 8.45 WIB. Pelaku juga melakukan aksi itu seorang diri dengan menggunakan pakai ojek daring atau online untuk mengelabui polisi.

Selain aksi pagi tadi, penusukan mantan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang, Banten juga masih berusia muda. Pria yang diketahui bernama Abu Rara tersebut melancarkan aksi itu bersama istrinya.

Dia menilai sepanjang tahun ini, aksi terorisme dilakukan oleh sel-sel kecil mulai dari keluarga hingga pelaku personal.

"Memang mengincar usia itu [muda]. Kalau sudah punya anak istri nantikan mikir lagi. Beda kalau bom bunuh diri keluarga utuh di Surabaya ya. Ini anomali juga dan menjadi tren sekarang," terangnya.

Di sisi lain, aksi ini diduga sebagai balasan atas kematian pimpinan ISIS Abu Bakr Al Baghdadi beberapa waktu lalu.

Stanislaus Riyanta menduga kuat aksi yang menelan sejumlah korban luka-luka ini merupakan aksi balasan pascakematian pimpinan ISIS Abu Bakr Al Baghdadi.

"Dugaan kuat ini adalah aksi balasan pasca kematian Baghdadi. Kelompok teroris di Indonesia paling kuat saat ini adalah JAD dan mereka berafiliasi dengan ISIS," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper