Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan minyak raksasa milik Arab Saudi, Aramco akan menjual hingga 0,5 persen sahamnya kepada investor ritel individu. Aramco juga tidak akan menerbitkan saham tambahan selama setahun setelah penawaran umum saham perdana (IPO), demikian laporan prospektus perusahaan itu.
Aramco mengumumkan akan masuk bursa saham pada 3 November setelah serangkaian penundaan. Pencatatan saham perdana akan dimulai pada 17 November sebagai perusahaan tambang terbesar di dunia, menurut prospektus tersebut seperti dikutip Reuters, Minggu (10/11/2019).
Putra Mahkota Mohammed bin Salman berusaha menjual saham demi mengumpulkan miliaran dolar untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi dari minyak dengan berinvestasi di industri non-energi.
Para bankir menilai bahwa IPO yang telah lama ditunggu-tunggu akan mematok nilai Aramco sekitar US$1,5 triliun.
Prospektus lebih dari 600 halaman yang diterbitkan pada hari Sabtu tidak memasukkan rincian berapa banyak saham perusahaan akan dijual secara total, begitu juga soal komitmen dari investor.
Prospektus IPO itu juga menjabarkan risiko utama untuk operasi Aramco.
Sumber mengatakan perusahaan akan menjual 1 persen hingga 2 persen di pasar saham Saudi. Jika pemerintah menjual 2 persen saham Aramco, penawaran ritel itu bisa mencapai 25 persen atau US$10 miliar dari ukuran kesepakatan dengan valuasi tertinggi US$2 triliun.