Bisnis.com, JAKARTA - Pengajar Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Nur Rizal menilai penunjukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim oleh Presiden Joko Widodo dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM) punya makna khusus.
“Dia (Nadiem) ditunjuk kan artinya presiden sedang mengirim pesan ke masyarakat ‘Hei berubahlah, revolusilah sistem pendidikan ini’,” ujar Rizal di sela menggelar workshop bersama dengan 120 guru di Yogyakarta Selasa (29/10/2019).
Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan ini menduga penunjukan eks bos Gojek itu karena ada pemikiran pemerintah saat ini sedang era milenial, sehingga sosok yang ditunjuk mengisi pos menteri pendidikan berasal dari generasi milenial pula dengan harapan tahu akan kebutuhannya.
“Yang lebih tahu soal pendidikan anak milenial ya memang seharusnya generasi milenial. Makanya menterinya juga harus milenial,” ujarnya.
Namun, Rizal mengatakan jika Nadiem akan merombak struktur birokrasi dunia pendidikan, mungkin juga akan perlu merombak regulasi-regulasi dunia pendidikan agar lebih link and match dengan dunia industri.
“Ya, mungkin kalau bicara pengalaman dan kompetensi (sebagai menteri), dia (Nadiem) tak punya, tapi kalau bicara visi saya yakin punya. Buktinya dia bisa membangun Gojek hingga besar berarti dia punya jiwa leadership. Dia punya kacamata masa depan untuk menyiapkan SDM unggul,” ujar Rizal.
Rizal percaya jika di tangan Nadiem akan ada perubahan wajah dunia pendidikan, sehingga dia bisa me-link- kan antara kebutuhan industri masa depan dengan penyiapan sumber daya manusia atau SDM itu sejak sekarang.
“Apalagi generasi milenial sekarang karakteristiknya beda dengan anak-anak era sebelumnya. Sekarang situasinya anak-anaknya milenial, guru-gurunya abad 20, sistem sekolahnya abad 19. Ini yang harus di link and match- kan,” ujarnya.
Rizal menuturkan selaku pelaku dan pemerhati pendidikan, pihaknya bisa menangkap spirit dari presiden dan menteri pendidikan baru ini.
“Kami dukung itu, tapi struktur dan regulasi sasarannya perlu dipertegas, yakni guru. Yang kami lakukan dengan gerakan sekolah menyenangkan ini mentransformasi gurunya,” ujarnya.
Transformasi guru yang dimaksud Rizal agar para guru saat ini memiliki mindset mental kompetensi yang cocok dengan anak milenial.
“Sehingga bisa menyiapkan link and match dengan abad 21 dan menciptakan masyarakat civilized dan beradab,” ujarnya.
Rizal membeberkan bagi gerakannya, pendidikan tidak hanya menyiapkan manusia untuk industri masa depan, tetapi juga menyiapkan manusia untuk memiliki kehidupan demokrasi di masa depan.
“Kehidupan demokrasi di masa depan itu digitally memiliki karakteristik yang berbeda. Yang menjadi diktator bukan lagi komunis tiran dan lainnya, tetapi digital dictatorship. Siapa menguasai digital maka dia yang akan menguasai manusia. Jadi digital bisa menguasai manusia ketimbang manusia itu sendiri,” ujarnya.