Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Boris Johnson menerbitkan proposal Brexit "final" dengan memperingatkan para pemimpin Uni Eropa bahwa Inggris akan keluar tanpa kesepakatan pada tanggal 31 Oktober jika kelompok negara tersebut tidak menerima persyaratan yang diajukan.
Sedangkan, para pejabat Uni Eropa di Brussels dan penentang Brexit di Inggris takut akan kekacauan ekonomi, jika Inggris mengakhiri keanggotaannya selama 46 tahun di Uni Eropa tanpa perjanjian perceraian resmi.
Johnson sebelumnya telah memperingatkan bahwa proposalnya itu merupakan tawaran "final" –nya, tapi solusi barunya yang rumit mendapatkan tanggapan dingin pada awalnya dari pihak kantor Uni Eropa di Brussels.
Seorang anggota parlemen senior UE mengatakan reaksi awal Parlemen Eropa terhadap proposal itu “tidak positif sama sekali".
Johnson mengatakan kedua pihak memiliki tenggat waktu hingga 11 Oktober untuk menyelesaikan garis besar kompromi sehingga dapat dimasukkan dalam agenda KTT para pemimpin Uni Eropa di Brussels pada 17-18 Oktober mendatang.
"Jangan kita sampai ragu ... apa alternatifnya - alternatifnya bukan kesepakatan," kata Johnson pada konferensi Partai Konservatif di Manchester seperti dikutip Theguardian.com, Kamis (3/10/2019).
Baca Juga
"Itu sama sekali bukan hasil yang kita cari. Tapi izinkan saya memberi tahu Anda teman-teman saya, itu adalah hasil yang kami siapkan," katanya.
Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar mengatakan proposal Johnson tidak sepenuhnya memenuhi tujuan yang telah disepakat, namun dia berjanji untuk mempelajari proposal itu secara lebih rinci.