Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji akan memukul Taliban lebih keras dari yang pernah dilakukan setelah sebelumnya membatalkan pembicaraan damai dengan Afghanistan.
Pernyataan keras itu disampaikannya saat peringatan 18 tahun serangan 9/11 yang menyebabkan negara itu berperang di Afghanistan.
Peringatan yang diadakan di New York dan Washington itu untuk menghormati para korban akibat serangan teror paling mematikan di tanah AS.
Gubernur New York Andrew Cuomo, Wali Kota Bill de Blasio, dan pendahulunya Michael Bloomberg dan Rudy Giuliani termasuk di antara mereka yang hadir dalam peringatan tersebut.
Saat berbicara di Pentagon, Trump mengumumkan akan meningkatkan serangan militer terhadap Taliban yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sekitar 3.000 orang tewas dalam insiden 9/11.
Dia mengatakan bahwa selama empat hari terakhir pasukan AS telah memukul musuh lebih keras daripada yang pernah mereka alami sebelumnya dan serangan itu akan berlanjut.
Baca Juga
Meski tidak memerinci serangan itu, namun Trump mengatakan hal tersebut dia perintahkan setelah membatalkan pembicaraan damai dengan Taliban akhir pekan lalu. Langkah tersebut merupakan sebagai pembalasan atas serangan bom yang menewaskan seorang tentara AS pekan lalu.
Dia juga memperingatkan para gerilyawan asing itu tidak melakukan serangan lagi di AS.
"Jika dengan alasan apa pun mereka kembali ke negara kami, kami akan mencari ke mana pun mereka lari, dan menggunakan kekuatan yang belum pernah digunakan Amerika Serikat sebelumnya," kata Trump.
Dia bahkan mengatakan tidak berbicara tentang tenaga nuklir, tapi satu kekuatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Komentar itu muncul ketika Al-Qaeda, yang melakukan serangan, merilis video yang menyerukan serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat, Eropa, Israel, dan Rusia.