Yunani Memiliki Posisi Strategis
Bagaimana arah kebijakan atau kerja sama Indonesia dan Yunani di bawah era pemerintahan yang baru?
Pemerintah Yunani akan memperkuat diplomasi ekonomi dan investasi serta memperkuat sisi diplomasi publik. Menlu Yunani juga menyampaikan pentingnya peningkatan hubungan dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik sebagai pusat gratifikasi geopolitik, geoekonomi, dan geostrategis cukup penting.
Hubungan RI-Yunani ke depan akan penuh dengan peluang kerja sama di bidang ekonomi, mengingat fokus pemerintahaan PM Mitsotakis pada kerja sama ekonomi.
Bagaimana dengan potensi kerja sama di bidang investasi? Sektor apa saja yang dinilai menarik?
Data Indonesian Investment Promotion Center [IIPC] London memperlihatkan bahwa pada 2018 nilai realisasi penanaman modal Yunani di Indonesia mencapai US$728.000 atau meningkat 19,34% dari 2017 dan berfokus pada industri pariwisata.
Pada Januari 2014 hingga September 2019, total nilai realisasi penanaman modal Yunani US$1,8 juta dengan jumlah 23 proyek. Ke depannya, kami menginginkan agar sektor perkapalan, utamanya pada industri perbaikan kapal dapat menjadi salah satu fokus penanaman modal Yunani di Indonesia.
Saat ini, perkapalan tetap merupakan sektor terpenting bagi Yunani dan bernilai sekitar US$9 miliar (2015) atau sebesar 4% PDB. Pada 2017 pengusaha kapal Yunani mendominasi kepemilikan kapal di dunia, berdasarkan data tersebut pengusaha Yunani memiliki 334,65 juta dan 5.221 kapal dari segala jenis dan ukuran.
Selain itu, Yunani mempunyai beberapa perusahaan konstruksi yang memiliki reputasi bagus di Eropa dan Timur Tengah. Hal tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, yang tetap menjadi fokus pembangunan pemerintah pada periode 2019—2024.
Bagaimana peluang kerja sama Indonesia dan Yunani di sektor perdagangan?
Volume perdagangan RI-Yunani periode Januari—Desember 2018 mencapai US$321,51 juta. Angka tersebut naik 14,5% dari nilai perdagangan pada2017, yaitu US$280,74 juta. Dari angka tersebut, ekspor Indonesia ke Yunani pada 2018 mengalami surplus sebesar US$140,01 juta, meningkat 71,06% dari surplus 2017 sebesar US$81,85 juta. Namun, perlu digarisbawahi bahwa penduduk Yunani hanya sekitar 11 juta, sehingga Indonesia perlu mengubah kebijakan perdagangan tidak ke Yunani, tetapi melalui Yunani. Hal itu perlu dilakukan dengan beberapa pertimbangan, salah satunya karena letak Yunani yang strategis di Eropa Selatan, dan didukung juga oleh hubungan khusus Yunani dengan negara-negara Balkan dan hubungan tradisionalnya dengan negara-negara di Afrika Utara, serta negara-negara Arab.
Sebagai negara yang memiliki posisi strategis, Yunani berpotensi menjadi pintu masuk alternatif bagi produk Indonesia ke kawasan Eropa, terutama di Kawasan Balkan, Laut Tengah, dan Timur Tengah. Komoditas Indonesia yang menuju Eropa dan negara sekitarnya apabila melalui Yunani akan lebih efisien dan ekonomis, dibandingkan yang berlangsung sekarang.