Bisnis.com, JAKARTA - Pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dianggap menghadirkan momentum kebangsaan bagi dunia politik di Indonesia.
Politikus Gerindra Miftah Sobri mengatakan, Megawati dan Prabowo selama ini dikenal sebagai tokoh nasionalis. Mereka, bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), disebut sebagai "segitiga emas" yang sudah saling kenal jauh sebelum perhelatan Pilpres 2019.
"Bagaimanapun antara Pak Prabowo, Bu Mega, dan Pak Jokowi adalah segitiga emas. Dari kreasi politik Pak Prabowo dan Bu Mega lah terlahir seorang Joko Widodo menjadi Gubernur DKI atas endorse dua partai PDIP dan Gerindra," kata Miftah kepada wartawan, Rabu (24/7/2019).
Megawati dan Prabowo rencananya bertemu siang ini di kediaman Presiden RI kelima pada Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Saat ini terpantau belum ada satu pun politikus PDIP dan Gerindra yang hadir di kediaman Megawati.
Menurut Miftah, pertemuan kedua tokoh ini menandakan bahwa segitiga emas yakni Jokowi, Prabowo, dan Megawati masih ada di Indonesia.
Mereka disebut siap terus menjaga empat pilar Indonesia pasca Pilpres 2019.
"Pertemuan ini tentunya sebagai penanda segitiga emas ini masih ada, dengan tujuan menjaga NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Pascapilpres 2019, Megawati dan Prabowo belum pernah bertemu. Akan tetapi, pertemuan antara Prabowo dan Jokowi telah terjadi di kereta Moda Raya Terpadu (MRT), Sabtu (13/7/2019).
Saat bertemu pertengahan Juli lalu, Prabowo dan Jokowi juga sempat makan siang bersama. Mereka berada di satu gerbong MRT menuju lokasi makan siang. Sepanjang perjalanan, kedua capres di Pilpres 2019 ini terlihat sering bercakap-cakap.
Pasca pertemuan, Jokowi dan Prabowo menegaskan tak ingin lagi ada pemisahan di masyarakat antara pendukung masing-masing.
Mereka menyerukan penghapusan predikat cebong dan kampret untuk menyebut para pendukung Jokowi dan Prabowo.
