Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat diharapkan memilih pimpinan daerah yang cerdas, sehingga melahirkan pelayanan publik yang lebih baik.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan tren kota cerdas menjadi fenomena yang tidak terhindarkan. Masyarakat membutuhkan layanan lebih baik serta lebih cepat. Ini hanya dapat tercipta dengan dukungan teknologi.
“Sebenarnya bukan [hanya] kota cerdas [yang dibutuhkan],[justru] yang [lebih] penting wali kota cerdas,” kata Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Menurut Jusuf Kalla, peralatan dan teknologi untuk mengoperasikan kota cerdas dapat dibeli. Akan tetapi hanya bupati dan wali kota yang cerdas dapat memanfaatkan teknologi ini untuk kebaikan kotanya.
“Kalau tidak [meski memiliki peralatan dan teknologi tapi kepala daerahnya tidak cerdas] maka kota itu akan tetap konvensional,” katanya.
Jusuf Kalla, yang juga pengendali Grup Bukaka pada masa mudanya ini, menuturkan kota yang konvensional adalah kota yang masih sibuk membereskan permasalahan mendasar seperti sampah, banjir kawasan kumuh hingga kemacetan.
Baca Juga
“Semua itu tentu harus diselesaikan [oleh pemimpin daerah yang cerdas] untuk mendapat peringkat [kehidupan kota] yang lebih baik. Mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasannya. [Dengan pemimpin cerdas maka mengelola kota] harus lebih mudah,” ujar Jusuf Kalla.
Selain mampu berpikir cerdas, pemimpin daerah juga harus punya sikap yang keras. Jusuf Kalla mencontohkan pola kepimpimam Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya.
“Di samping cerdas juga keras. Ibu Risma, sakit-sakit pun datang ke sini, saya terima kasih sekali lagi. Semua itu menggambarkan bahwa pengelolaan kota tidak bisa menggambarkan alat semata, tapi pada kemauan dan juga kecerdasan,” katanya.