Bisnis.com, JAKARTA -- Konferensi Tingkat Tinggi G20 menjadi momentum Amerika Serikat untuk bernegosiasi dengan China terkait perang dagang yang belum juga usai. Berikut potret pemimpin negara G20 yang diselanggarakan di Jepang.
G20 bisa juga disebut kelompok 20 anggota ekonomi utama dunia. Anggotanya terdiri dari 19 negara ekonomi terbesar ditambah Uni Eropa.
Kelompok negara itu didirikan ketika terjadinya krisis keuangan pada 1998. Kelompok 7 anggota ekonomi utama dunia merasa pertemuan dengan tujuh anggota itu kurang efektif jika tidak mengajak kekuatan ekonomi lainnya.
Konon, negara yang tergabung ke dalam G20 berkontribusi sebesar 90% produk domestik bruto dunia, 80% total perdagangan dunia, dan jumlah penduduk mencapai dua per tiga dari seluruh dunia.
Forum G20 menjadi ajang untuk konsultasi dan kerja sama terkait sistem moneter internasional. Selain itu, G20 juga bisa jadi ajang diskusi terkait industri di negara maju dengan berkembang.
Baca Juga
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk kepala pemerintahan negara anggota pertama kali dilakukan pada 14-15 November 2008 di Washington D.C. Saat itu, Amerika Serikat (AS) masih dipimpin oleh George W. Bush.
Kali ini, KTT G20 diadakan di Osaka, Jepang dan Shinzo Abe selaku perdana menteri Negeri Samurai menjadi pimpinan tuan rumahnya.
KTT G20 di Tengah Perang Dagang AS-China
Saat sesi foto para pemimpin negara anggota G20 di Osaka, ada yang menarik ketika Presiden China Xi Jinping mengambil posisi di dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Posisi Xi Jinping berjarak empat orang dengan Presiden AS Donald Trump.
Donald Trump pun bersebelahan dengan Presiden Turki Erdogan dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman.
Posisi itu seolah menggambarkan jarak antara AS dan China selaku dua negara dengan ekonomi terbesar dunia saling menjaga jarak. China seolah lebih nyaman mendekat ke Rusia ketimbang mendekat ke Paman Sam.
Apalagi, sebelum KTT G20, Trump mulai mengeluarkan psywarnya. Seolah, negosiasi dengan China bakal sulit menemui titik temu jika tidak menyenangkan Paman Sam.
Dalam catatan Bisnis pada Rabu (26/06/2019), Trump menekankan, AS harus mendapatkan kesepakatan yang bagus.
"Kami mungkin saja membuat kesepakatan, tetapi saya sangat senang dengan posisi saat ini," ujarnya.
Selain itu, ketika diwawancarai FOx Business Network, Trump kembali mengeluarkan psywar.
Trump mengaku telah memiliki rencana untuk menyeimbangkan neraca dagang dengan China.
"Rencana B saya terhadap China adalah menyerap miliaran dolar AS setiap bulannya [lewat tarif impor] dan mengurangi kerja sama bisnis secara bertahap," ujarnya.
Bahkan, Trump akui menikmati perang dagang dengan China karena posisi AS yang kuat. Pihaknya tidak berniat memberikan banyak konsesi kepada China ketika bertemu dengan Xi Jinping pada Sabtu (29/06/2019).
Trump merasa China yang sengsara dari perang dagang saat ini, sedangkan AS menjadi yang paling diuntungkan.
Meskipun begitu, dalam negeri AS juga dalam tekanan perang dagang tersebut. Ratusan pengusaha, termasuk Walmart, meminta Trump untuk tidak melanjutkan perang dagang tersebut.
Para pengusaha itu mengirimkan surat ke Trump dengan nama "Tariffs Hurt the Heartland."
"Kami tetap prihatin dengan eskalasi perang tarif. kami mengetahui langsung tarif tambahan akan berdampak signifikan, negatif, dan jangka panjang pada bisnis, petani, keluarga, dan ekonomi AS," tulis asosiasi pengusaha dalam surat tersebut.
Sebuah riset pada Februari 2019 melaporkan perang dagang bisa membuat Paman Sam kehilangan 2 juta pekerjaan. Biaya hidup rata-rata keluarga di AS juga bisa naik hingga US$2.300, dan emmangkas produk domestik bruto AS.
Protes di Osaka Jelang KTT G20
KTT G20 yang digelar di Osaka pun tidak lepas dari demonstrasi penduduk Jepang.
Para peserta aksi demonstrasi itu meminta Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk menghetinkan dukungan kepada batu bara.
Demonstran itu melakukan aksi dengan memakai topeng Presiden Prancis Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden AS Donald Trump, dan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Bahkan, demonstran yang menggunakan topeng Macron memegang poster bertuliskan "Saya tidak akan tanda tangan apapun jika kita tidak melangkah lebih jauh untuk ambisi terkait perubahan iklim."
Dalam demonstrasi itu, pengguna topeng Shinzo Abe pun memegang poster yang bertuliskan kalau batu bara Jepang itu bersih. Lalu, Shinzo Abe digambarkan memegang ember berisi batu bara bersama Trump.
Jokowi Berangkat ke Jepang, Gugatan Prabowo Gagal Total
Lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo berangkat ke Jepang pada Kamis (27/6/2019). Jokowi, sapaan akrabnya, berangkat tepat setelah hasil gugatan pilpres 2019 tim Prabowo-Sandiaga diumumkan oleh Mahkamah Konstitusi.
Di KTT G20, Jokowi akan membahas dua hal yakni, inovasi digital ekonomi dan mengatasi kesenjangan.
Jokowi juga berharap anggota G20 bisa menunjukkan kearifan sehingga situasi yang ada bisa lebih baik untuk ekonomi dunia.
Selepas sampai di Osaka, Jokowi ikut sesi foto dengan seluruh pemimpin negara anggota G20. Presiden Indonesia itu berdiri diantara Presiden Turki Erdogran dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Sebelum berangkat ke Jepang, Jokowi yang kembali mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia periode 2019-2024 memberikan respons atas hasil putusan MK.
Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin meminta agar rakyat kembali bersatu pascaputusan MK.