Kabar24.com, DENPASAR — Di Pulau Dewata, Bali, yang sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Hindu, Hari Raya Idulfitri dirayakan dengan sentuhan tolerasi yang terjaga dari generasi ke generasi.
Di Kampung Islam Kepaon, Denpasar, Bali, misalnya, malam takbiran dimeriahkan dengan pertunjukan barongsai, juga mengundang umat Hindu sekitar sebagai tamu.
Muhammad Tahir, Ketua Yayasan Anak Yatim Darul Falah Kepaon mengatakan bahwa seringkali penyelenggaraan Salat Idulfitri melibatkan pecalang atau polisi adat Bali, bagian dari Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI).
Sebaliknya, saat umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi dan Galungan, umat muslim Bali juga turun tangan menjaga pengamanan.
Bahkan tak hanya saat perayaan hari besar saja, setiap salat Jumat pun umat Hindu juga turut membantu penjagaan.
"Yang di timur itu Hindu semua, dan daerah sini muslim semua, setiap Salat Jumat mereka yang jaga," kata Tahir saat berbincang dengan Bisnis, Rabu (5/6/2019).
Saat Lebaran mat muslim di Bali melaksanakan ngejot, tradisi memberikan makanan kepada para tetangga sebagai tanda terima kasih. Sebaliknya, saat hari raya Umat Hindu, umat muslim juga diberi jajanan.
"Kita biasa saja, tidak ada masalah. orang Hindu itu, jika dihormati, kita baik dengan dia, dia akan baik, jadi saling jaga saja, " jelasnya.
Di kampung muslim Kepaon ini, ada sekitar 100 kepala keluarga yang seluruhnya memeluk Islam. Sebagian dari mereka adalah pendatang, tetapi ada pula masyarakat muslim asli Bali di tempat ini.
Para pendatang biasanya ramai-ramai meninggalkan Kepaon untuk mudik ke kampung halamannya masing-masing, yang rata-rata berada di Pulau Jawa.
Tim Jelajah Jawa-Bali 2019 (Yustinus Andri/Muhammad Ridwan/Andi M. Arief/Maria Elena/Reni Lestari)