Bisnis.com, JAKARTA -- Penjualan senjata produksi Prancis ke Arab Saudi dilaporkan meningkat 50% sepanjang tahun lalu.
Seperti diberitakan Reuters, Selasa (4/6/2019), laporan tahunan Pemerintah Prancis menunjukkan bahwa secara total penjualan senjata tumbuh 30% menjadi 9,1 miliar Euro pada tahun lalu yang didorong oleh kenaikan penjualan ke negara sekutu Eropa.
Sementara itu, penjualan senjata ke Arab Saudi tercatat sekitar 1 miliar Euro, yang sebagian besar berupa kapal patroli. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi diketahui menggunakan taktik memblokade sebagian pelabuhan di Yamen di bawah kontrol gerakan Houthi. Strategi ini mendapat kecaman karena memperburuk krisis kemanusiaan.
"Akan terjadi konflik yang lebih buruk di Yamen dengan Uni Emirat Arab dan Arab Saudi memulai membangun kembali kerja sama dengan Prancis," kata Tony Fortin, seorang penggiat kemanusiaan dari pengamat persenjataan yang berbasis di Paris.
Pemerintah Prancis menyatakan penjualan senjata ke Arab Saudi telah melalui prosedur yang ketat dan sesuai dengan perjanjian internasional.
"Menjaga hubungan ekonomi dengan negara-negara tersebut berarti mempertahankan kehadiran kami di wilayah yang penting bagi kepentingan keamanan dan pasokan energi. Ini juga berhubungan dengan perlawanan teroris," kata Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly.
Prancis merupakan salah satu negara eksportir senjata terbesar di dunia. Penjualan secara global senjata produksi Prancis melonjak akhir-akhir ini, terutama untuk jet tempur Rafale yang dikirim ke India dan Qatar, serta kapal selam ke Australia.