Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China kembali mengeluarkan peringatan terkait dengan aktivitas penduduknya di Amerika Serikat karena 'konflik' yang melanda kedua negara.
Kali ini, Kementerian Luar Negeri China memperingatkan perusahaan-perusahaan asal Negeri Panda yang beroperasi di Negeri Paman Sam.
Dikutip dari Reuters, Selasa (4/6/2019), media setempat melaporkan perusahaan China disebut berpotensi mengalami tindak pelecehan atau kekerasan dari petugas penegak hukum Amerika Serikat.
Kementerian Pariwisata China juga menerapkan langkah serupa, yaitu memperingatkan para turis China akan potensi ancaman, seperti perampokan dan kekerasan yang melibatkan senjata api ketika mengunjungi Negeri Paman Sam.
Peringatan dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata tersebut merupakan imbauan terbaru yang dikeluarkan Pemerintah China di tengah-tengah perang dagang dan tensi konflik lainnya antara kedua negera adidaya.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan China meminta para murid dan penerima beasiswa yang berencana mengenyam pendidikan di Amerika Serikat untuk memikirkan potensi risiko seiring eskalasi perang dagang antar kedua negara.
Kementerian Pendidikan China menyatakan penolakan aplikasi visa kunjungan ke AS oleh warga negara China mengalami peningkatan. Baru-baru ini, beberapa calon murid juga menghadapi masalah terkait dengan pembatasan periode tinggal.
"Hal ini memengaruhi siswa asal China yang akan belajar atau menyelesaikan pendidikannya di AS. Kementerian Pendidikan mengingatkan para siswa untuk meningkatkan asesmen risiko sebelum belajar di luar negeri," demikian pernyataan yang dikutip dari salah satu stasiun televisi China.
Sayangnya, pihak kementerian menolak untuk memberikan tanggapan. Dengan kejadian ini, sekitar US$14 miliar kegiatan ekonomi dipertaruhkan, sebagian besar berasal dari biaya pendidikan tahunan dari 360.000 warga negara China yang menuntut ilmu di AS.