Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asing Soroti Wacana Penutupan Taman Nasional Komodo

Di bawah proposal yang diajukan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat, Pulau Komodo akan ditutup untuk sementara guna memperlancar proses relokasi komodo dari pulau-pulau yang lebih kecil ke habitat uang lebih besar
Taman Nasional Komodo/www.australiangeographic.com.au
Taman Nasional Komodo/www.australiangeographic.com.au

Bisnis.com, JAKARTA - Usulan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat untuk menutup sementara Taman Nasional Komodo, habibat kadal terbesar di dunia selama setahun mulai Januari 2020 mendapat sorotan dari media Australia.

Selama penutupan yang belum disepakati pemerintah pusat tersebut, Viktor berencana untuk memindahkan komodo-komodo dari Pulau Rinca ke Pulau Komodo, lokasi terbesar habitat komodo.

Sekitar 2.000 penduduk di pulau tersebut rencananya juga akan direlokasi. Dengan pemindahan tersebut, destinasi kunjungan wisatawan akan berpusat di Pulau Komodo.

Selain rencana pemindahan, Viktor juga mengusulkan biaya yang lebih tinggi bagi wisatawan asing jika ingin melihat hewan purba ini saat Taman Nasional Komodo dibuka kembali.

"Saya harap jika [turis asing] ingin datang ke Pulau Komodo, mereka harus membayar US$100 setahun,” kata Viktor kepada Sydney Morning Herald.

Viktor tak memperinci alasan mengapa dia mengusulkan tarif yang tinggi. Namun dia mengaku ingin membatasi jumlah kunjungan ke Taman Nasional Komodo menjadi 50.000 orang per tahun dari rata-rata 100.000 wisatawan.

Proposal Viktor datang di tengah kekhawatiran mengenai ukuran komodo yang mengecil karena semakin berkuranganya populasi rusa yang merupakan sumber makanan akibat perburuan liar. Komodo pun kerap memakan sesama spesiesnya akibat jumlah rusa yang terbatas.

Sementara pulau itu ditutup, Viktor mengatakan ingin bekerja dengan universitas untuk memantau komodo dan melakukan beberapa rekayasa genetika untuk membuatnya lebih besar.

Kendati demikian, Kepala Taman Nasional Komodo Lukita Awang menyebutkan bahwa sejauh ini populasi komodo stabil dengan jumlah sekitar 2.900 ekor di taman nasional.

Dia pun menepis laporan penurunan jumlah rusa, namun ia mengakui terdapat perburuan liar.

"Enam persen sumber makanan komodo adalah dengan memakan satu sama lain," kata Lukita. Dia menjelaskan bahwa ukuran komodo memang bervariasi tergantung pada ukuran pulau tempat hewan tersebut tinggal

Komodo di pulau-pulau besar seperti Komodo dan Rinca bisa tumbuh dengan panjang mencapai tiga meter, tetapi di pulau-pulau kecil seperti Nusa Kode dan Gili Motang, ukuran komodo cenderung lebih kecil. Pulau-pulau ini pun memiliki populasi rusa yang lebih sedikit.

Meski proposal ini diajukan sebagai upaya untuk melindungi populasi komodo, terdapat kekhawatiran penutupan akan mencederai sektor pariwisata Nusa Tenggara Timur.

"Ya memang ada kekhawatiran. Namun saat kami buka kembali, penduduk akan memperoleh pendapatan yang lebih besar," kata Viktor.

Ikhsan Abdul Amir, seorang pemandu wisata yang tinggal di Pulau Komodo, mengatakan proposal yang diajukan Viktor telah menimbulkan kecemasan di kalangan penduduk setempat. Sebagian besar penduduk di pulau itu mengandalkan pariwisata sebagai mata pencaharian mereka.

“Tidak mudah mengubah kami menjadi nelayan lagi,” kata Ikhsan. "Jika kami dipindahkan, akankah pemerintah membantu kami mendapatkan pekerjaan?"

Marta Muslin dari Asosiasi Agen Perjalanana Indonesia cabang Manggarai Barat mengatakan dia mendukung kenaikan biaya dengan terlebih dahulu melakukan studi. Menurutnya, tambahan biaya bisa digunakan untuk konservasi dan patroli bagi polisi sehingga tidak akan ada perburuan rusa secara ilegal. Namun ia menolak usulan penutupan Pulau Komodo untuk sementara.

"Saya mendapat kabar bahwa 600 perjalanan dari Asia, Eropa, dan Amerika Serikat ke Pulau Komodo tahun ini dibatalkan," katanya.

"Pernyataan gubernur telah secara langsung mempengaruhi 4.550 pekerja di industri pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat," sambung Marta.

Pada akhirnya, keputusan akhir mengenai nasib Taman Nasional Komodo berada di tangan pemerintah pusat selaku pengelola. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar rencananya akan membuat keputusan tentang penutupan sementara Pulau Komodo pada akhir tahun ini.

Keputusan tersebut akan didasarkan pada rekomendasi tim pemerintah, yang akan melakukan kunjungan lapangan pada bulan Juni dan bertemu dengan para pemangku kepentingan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Tegar Arief
Sumber : Sydney Morning Herald

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper