Bisnis.com, JAKARTA — Aparat kepolisian membuat pagar betis memantau aksi dari Gabungan Elemen Rakyat untuk Keadilan dan Kebenaran atau Gerak mulai berkumpul di Gedung Badan Pengawas Pemilu. Mereka mengenakan serban dan peci.
Sambil melakukan penjagaan, mereka melantunkan selawat doa kepada Allah dan Nabi Muhammad.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com di lapangan, di depan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) situasi lalu lintas mulai tersendat. Ini karena massa memenuhi setengah jalan MH. Tamrin.
Sementara itu saat aksi massa menyanyikan yel-yel dan menyerukan takbir. “Tugasmu mengayomi, tugasmu mengayomi. Pak polisi, Pak polisi jangan ikut kompetisi,” teriak massa, Jumat (10/5/2019).
Gerak merupakan inisiasi dari Mayjen (purn) Kivlan Zen, Letjen (purn) Syarwan Hamid, anggota Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Eggi Sudjana, dan kawan-kawan.
Ini adalah aksi kedua mereka setelah kemarin, Kamis (9/5/2019) tidak bisa melakukan demonstrasi. Alasannya mereka tidak memiliki izin.
Baca Juga
Saat aksi yang tidak memiliki izin, Eggi menjelaskan bahwa Gerak mendatangi Bawaslu untuk meminta penyelenggara pemilu mendiskualifikasi pasangan Jokowi-Amin. Dia menilai pasangan nomor urut 01 ini melakukan kecurangan.
Eggi mencontohkan kecurangan tersebut di antaranya surat suara yang sudah tercoblos di Malaysia dan Boyolali, Jawa Tengah. Padahal ketika itu pemungutan belum berlangsung.
Di demo kali ini Eggi bakal kekeh untuk bertemu dengan pihak Bawaslu.
“Mau ngomong laporan dong ke Bawaslu kenapa tidak lakukan diskualifikasi atau menegur [Jokowi-Amin],” katanya, Kamis (9/5/2019).