Bisnis.com, JAKARTA -- Ratusan pesawat mini tanpa awak (Drone) akan mengantarkan vaksin penyakit kritis, darah, dan obat-obatan pada minggu ini di Ghana. Proyek tersebut akan dilakukan oleh organisasi non-profit bernama GAVI.
Chief Executive GAVI Seth Berkley mengatakan obat-obatan tersebut dapat dipesan melalui pesan singkat dari ponsel atau SMS.
Drone tersebut, lanjutnya, akan diterbangkan dari empat pusat distribusi dan menjatuhkan obat-obatan yang dilengkapi dengan parasut di atas pusat kesehatan.
"Rencananya empat pusat distribusi tersebut dapat melayani hingga 600 pesanan obat-obatan per hari. Seiring waktu, pesanan tersebut dapat meningkat menjadi 2.000 pesanan per hari," ujarnya.
Berkley menambahkan pesanan obat tersebut ditargetkan dapat sampai di tujuan dalam 30 menit. Dengan kata lain, obat-obatan untuk keadaan darurat seperti obat penawar bisa ular atau suntikan rabies dapat tiba tepat waktu.
Adapun, Drone yang dapat membawa beban hingga 1,8 Kg tersebut akan digunakan dalam proyek tersebut disediakan oleh perusahaan adalah Amerika Serikat yakni Zipline.
Drone tersebut didesain untuk dapat mengantarkan obat-obatan ke sekitar 2.000 pusat kesehatan dan melayani 12 juta orang di Afrika Barat.
Pembuatan Drone oleh Zipline tersebut disponsori oleh beberapa pihak seperti GAVI, Yayasan Bill & Melinda Gates, United Parcel Service (UPS), dan Pfizer Inc.
GAVI menyampaikan proyek tersebut dapat menyediakan hingga 12 vaksin untuk keadaan darurat dan kebutuhan standar seperti vaksin demam kuning, polio, cacar, meningitis, dan tetanus.
Selain itu, Drone yang dikendalikan GAVI dapat mengantarkan 148 obat darah dan obat keadaan darurat.
Di sisi lain, Zipline menyatakan tengah mengerjakan proyek yang sama dengan kapasitas pengiriman lebih dari 13.000 pesanan obat darah sejak 2016.
Sekitar sepertiga dari obat-obatan yang diantar merupakan produk untuk keadaan kritis