Kabar24.com, JAKARTA — Kendati perolehan suara Partai Golkar diprediksi merosot, pengurus partai politik berlogo beringin itu dinilai telah berupaya maksimal dalam Pemilu Legislatif 2019.
Hitung cepat Indikator Politik Indonesia menunjukkan Golkar meraih 11,80% suara, peringkat ketiga di bawah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 18,89% dan Partai Gerindra 12,68%.
Jika prediksi lembaga survei terbukti, suara Golkar merosot sekitar 3% dari perolehan Pileg 2014 yang mencapai 14,75%.
Mantan Wakil Ketua Umum DPP Golkar Fadel Muhammad menilai perolehan itu, meski menurun dari 5 tahun silam, patut disyukuri. Dia berpendapat pengurus Golkar di bawah komando Ketua Umum Airlangga Hartarto telah berusaha maksimal mengumpulkan suara.
“Pak Airlangga sudah bekerja keras. Sudah syukur dapat 12%,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (24/4/2019).
Fadel berspekulasi penurunan itu disebabkan tidak adanya kader Golkar yang diusung dalam Pemilu Presiden 2019. Partai bernomor urut 4 itu bergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja yang mengusung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Jika hasil hitung cepat terbukti, merosotnya perolehan suara membuat Golkar untuk kali pertama terlempar dari posisi dua besar pileg. Selama Orde Baru, Golkar selalu menjadi pemenang dan pernah pula nomor satu pada Pileg 2004.
Selebihnya, posisi terendah partai itu adalah di peringkat kedua yakni pada Pileg 1999, 2009, dan 2014.
Hitung cepat yang dirilis oleh lembaga survei bukan hasil penghitungan resmi Pileg 2019. Karena itu, partai politik tetap menunggu proses penghitungan manual Komisi Pemilihan Umum.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bidang Perekonomian Hendrawan Supratikno mengatakan partainya masih merekapitulasi hasil penghitungan suara manual dari daerah sembari memantau penghitungan resmi.
Kendati diprediksi menguasai DPR, dia menilai belum waktunya bagi PDIP memikirkan posisi ketua DPR yang menjadi jatah parpol pemenang Pileg 2019.
“Belum tiba saat bersuka ria. Kami masih sabar mengunggu proses hitung resmi,” katanya.