Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum berharap pemilu serentak seperti sekarang cukup sekali saja. Hal ini karena penghitungan suara untuk lima surat sangat berat.
“Pemilu serentak dengan lima kotak suara cukup sekali saja. Jangan lagi dilaksanakan karena kita sudah sama-sama menjalaninya,” kata Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Viryan mengatakan bahwa peserta pemilu juga merasakan betapa melelahkannya jika pemilihan presiden dan legislatif untuk semua tingkatan dilakukan berbarengan.
Baginya, pesta demokrasi serentak yang perdana ini memberikan banyak pelajaran. Bahkan harganya sangat mahal dengan banyak korban jiwa.
Meski begitu, Viryan berharap semua petugas juga peserta pemilu tetap menyelesaikan tugasnya dalam proses rekapitulasi. Bagaimanapun, pemilu harus diselesaikan.
“Kemudian apabila ada hal yang tidak berkenan silakan disampaikan. Jangan sampai ada hal-hal yang disangka kita curang. Padahal kenyataannya tidak,” jelasnya.
Baca Juga
Berdasarkan data KPU, petugas kelompok penyelenggara pemilu yang meninggal dunia sebanyak 119 jiwa dan terdampak sakit 548 orang. Semuanya tersebar di 25 provinsi Indonesia.
Sementara itu, data terakhir Bawaslu, sedikitnya 33 orang pengawas pemilu meninggal dunia saat menjalankan tugas pengawasan. Tidak kurang dari 566 orang mendapat musibah saat bertugas.