Bisnis.com, BANDUNG — Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin menyalurkan hak pilihnya di Pemilihan Umum 2019.
Di Lapas kelas 1 ini hampir semua menyalurkan hak suaranya, namun ada juga yang tidak bisa mencoblos lantaran terkendala masalah administrasi.
Kepala Lapas Sukamiskin, Tejo Harwanto mengatakan sebagian besar warga binaan terakomodir menyalurkan hak pilihnya. Adapun mereka yang tak bisa mencoblos, lebih karena faktor administrasi.
"TPS-nya kami bagi dua. Dari seluruh jumlah warga binaan 480, yang dicover (bisa mencoblos) 465 orang," ujarnya saat ditemui di sela pencoblosan di Lapas Sukamiskin, Jalan AH. Nasution, Rabu (17/4).
Tejo menuturkan 15 orang yang tidak bisa mencoblos sebetulnya sudah diupayakan oleh pihak Lapas agar bisa mencoblos.
Namun setelah berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat, Nomor Induk Kependudukan (NIK) 15 napi tersebut bermasalah.
Baca Juga
"15 orang tidak terdeteksi di disdukcapil. Alasannya bahwa NIK (Nomor Induk Kependudukan) bermasalah. NIK disampaikan ke disdukcapil ternyata (NIK) tidak terdaftar, lalu, ada juga yang setelah melakukan perekaman ga ada NIK-nya," ungkapnya.
Dari pantauan, Mantan Menteri ESDM, Jero Wacik; Mantan Ketua Umum Golkar, Setya Novanto; Mantan Ketua DPD RI, Irman Gusman; Mantan Walikota Bandung, Dada Rosada mengantre untuk mencoblos.
Kemudian, ditempat yang sama, mantan Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaaq; Tubagus Chaeri Wardana; Mantan Panitera PN Jakarta Utara, Rohadi dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar datang menyusul dan menunggu di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Di Lapas Sukamiskin sendiri di sediakan dua TPS, yakni TPS 65 dan TPS 75 yang berada di halaman depan pintu masuk blok utara Lapas.