Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyakit Jantung Diprediksi Jadi Kasus Terbanyak di Indonesia

Ada beberapa hal yang berkontribusi atas munculnya penyakit-penyakit tersebut, yaitu tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, obesitas, pola makan, dan rokok,"
Serangan jantung/boldsky.com
Serangan jantung/boldsky.com

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga penelitian internasional IHME (Institute for Health Metrics and Evaluation) University of Washington memprediksi penyakit jantung sebagai kasus penyakit terbanyak pada 2040.

Disusul dengan stroke, diabetes, gagal ginjal kronis, dan tuberkulosis. Empat dari lima penyakit tersebut merupakan penyakit tidak menular yang sebetulnya bisa dicegah melalui upaya promotif dan preventif.

"Ada beberapa hal yang berkontribusi atas munculnya penyakit-penyakit tersebut, yaitu tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, obesitas, pola makan, dan rokok," ujar Direktur Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) University of Washington, Prof. Christopher Murray, dalam rilis yang diterima Bisnis, Selasa (9/4/2019).

Untuk mengkaji dan memproyeksi lebih dalam tren penyakit di Indonesia ke depannya, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) University of Washington akan berkolaborasi dengan BPJS Kesehatan.

Prof Murray mengatakan kolaborasi penelitian di bidang kesehatan bersama BPJS Kesehatan diharapkan dapat membantu memprediksi tren penyakit di masa yang akan datang, sehingga upaya promotif dan preventif bisa dipersiapkan sejak dini.

Selain itu, juga untuk memetakan pola persebaran penyakit di daerah-daerah Indonesia, sehingga upaya promotif preventif yang dilakukan berjalan efektif sesuai dengan kondisi dan karakteristik masing-masing daerah.

Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan mengatakan, pihaknya siap turut serta dalam kolaborasi penelitian di bidang kesehatan bersama IHME University of Washington, juga para peneliti dan akademisi lainnya yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
 
“Kehadiran Program JKN-KIS membawa perubahan yang signifikan terhadap sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Tentu kami membutuhkan masukan dari berbagai pihak, termasuk akademisi dan peneliti, baik dari dalam negeri maupun dari mancanegara. Kami dengan senang hati membuka kesempatan untuk berkolaborasi melakukan riset bersama di bidang kesehatan. Harapannya, hasil riset tersebut dapat menjadi bahan evaluasi untuk menyempurnakan pelaksanaan JKN-KIS,” kata Fachmi.

Murray mengatakan telah terjadi pergeseran tren penyakit di Indonesia selama 27 tahun terakhir.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, pada tahun 1990, gangguan persalinan (neonatal disorders) menempati urutan pertama sebagai kasus penyakit terbanyak yang terjadi, disusul oleh infeksi saluran pernapasan bawah, gangguan pencernaan, tuberkulosis, dan stroke.

Namun pada 2017, stroke melejit ke urutan teratas, diikuti penyakit jantung, diabetes, gangguan persalinan, serta tuberkulosis. Di antara sekian faktor yang menyebabkan perubahan tren penyakit tersebut, salah satunya adalah gaya hidup.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper