Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM May Ajukan Penundaan Brexit hingga 30 Juni

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengajukan penundaan Brexit hingga 30 Juni kepada Uni Eropa untuk menyiapkan solusi Brexit menjelang konferensi tingkat tinggi pekan depan.
Perdana Menteri Inggris Theresa May./REUTERS-Toby Melville
Perdana Menteri Inggris Theresa May./REUTERS-Toby Melville

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Theresa May mengajukan penundaan Brexit hingga 30 Juni kepada Uni Eropa untuk menyiapkan solusi Brexit menjelang konferensi tingkat tinggi pekan depan.

Perpanjangan ini diajukan sebagai upaya May untuk menghindari pemilihan Eropa bulan depan yang dapat berdampak buruk bagi politik dalam negeri Inggris.

Namun, Uni Eropa berpendapat bahwa penundaan Brexit, jika memang terjadi setidaknya akan memakan waktu lebih lama. Apalagi dengan kebuntuan yang terjadi di parlemen Inggris.

Poundsterling menguat 0,4 persen setelah surat perdana menteri dipublikasi, setelah sebelumnya sempat melemah.

PM May menyampaikan dalam surat yang ditujukan kepada Presiden Uni Eropa Donald Tusk, bahwa perbincangan dengan Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn adalah upaya pemerintah untuk memecahkan kebuntuan Brexit.

"Sangat mengecewakan bahwa hingga saat ini pemerintah dan parlemen belum berhasil mencapai kesimpulan yang tepat. Pemerintah Inggris berkomitmen untuk mendapatkan solusi terbaik," tulis May, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (5/4/2019).

Dengan opsi yang semakin menipis, May enggan putus asa berusaha mendapatkan persetujuan melalui Parlemen, yang telah menolaknya tiga kali. Tidak dapat meyakinkan sekutunya untuk mendukung kesepakatannya sendiri, dia meminta bantuan Corbyn.

Dalam suratnya, May mengatakan pemerintah akan mempersiapkan pemilihan parlemen Eropa, yang akan diselenggarakan antara 23 - 26 Mei, seandainya parlemen belum meratifikasi kesepakatan Brexit sesuai jadwal.

Adapun May menegaskan keengganan Inggris untuk mengambil bagian dalam agenda politik Uni Eropa.

"Demi kepentingan Inggris sebagai negara anggota yang akan keluar atau sebagai bagian dari Uni Eropa secara keseluruhan, untuk berpartisipasi dalam pemilihan di Parlemen Eropa," tulis May.

Sebelumnya, Tusk telah menyetujui rencana perpanjangan Brexit hingga satu tahun untuk membantu perdana menteri, namun beberapa kepala negara anggota Uni Eropa berpendapat waktu tambahan tersebut terlampau panjang.

Perancis memimpin sebagian kecil pemerintahn di Uni Eropa yang menentang perpanjangan waktu Brexit sementara para pejabat tinggi blok ekonomi tersebut mengatakan mereka tidak mengharapkan akan ada suara veto.

Kesepakatan perpanjangan waktu sampai dengan akhir Juni ini harus terlebih dahulu disetujui oleh 27 pemimpin negara-negara Uni Eropa lainnya.

Sementara itu perundingan di parlemen Inggris terus berlanjut. Jika PM May tidak mampu membawa kesepakatan baru pada KTT Uni Eropa pekan depan, Inggris harus keluar dari Uni Eropa pada tenggat waktu perpanjangan awal yang diberikan Uni Eropa yakni pada 12 April.

Jika perpanjangan berlangsung melampaui 22 Mei, Inggris akan berkewajiban untuk berpartisipasi dalam pemilihan parlemen Eropa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper