Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini yang Dirasakan Jokowi di KRL Jakarta-Depok

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan alasannya pulang ke Bogor pada jam padat dengan naik kereta rel listrik (KRL) Commuter Line pada Rabu, 6 Maret 2019.
Presiden Jokowi naik kereta commuter bersama penumpang KRL tujuan Bogor, Rabu (6/2/2019)/Dok. Agus Gumiwang Kartasasmita
Presiden Jokowi naik kereta commuter bersama penumpang KRL tujuan Bogor, Rabu (6/2/2019)/Dok. Agus Gumiwang Kartasasmita

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan alasannya pulang ke Bogor pada jam padat dengan naik kereta rel listrik (KRL) Commuter Line pada Rabu, 6 Maret 2019.

"Ada yang menyampaikan pada saya, Pak, kalau mau coba KRL itu naik jam 6 sampai jam 8 kalau pagi, kalau sore jam 4 sampai jam 6. Itu dadakan saja," kata Jokowi dalam siaran tertulis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Jumat (8/3/2019).

Jokowi mengatakan, usulan tersebut juga didapatkan ketika menghadiri sebuah kegiatan di kawasan Jakarta Selatan. Usai menghadiri kegiatan itu, Jokowi pun memutuskan naik KRL dari Stasiun Tanjung Barat.

"Tujuannya ya untuk melihat kondisi yang sebenarnya dan kita betul-betul merasakan kondisi sebenarnya. Mau bergerak saja enggak bisa. Terutama yang dari Jakarta ke Depok, itu mau bergerak saja enggak bisa," katanya.

Saat jam sibuk, Jokowi mengaku tidak bisa bergerak meski hanya 1 centimeter. Ia baru merasa longgar ketika banyak penumpang yang turun di Depok. Itu pun, Jokowi masih berdiri hingga stasiun Bogor.

Mantan Gubernur DKI itu juga menceritakan, saat di dalam kereta, ia banyak menerima masukan soal penambahan kereta dalam satu rangkaian untuk memfasilitasi banyaknya penumpang. Masalahnya, kata Jokowi, penambahan kereta akan berdampak pada penutupan persimpangan jalan.

Karena itu, Jokowi menilai solusinya adalah dengan membangun jalur kereta elevated atau jalur layang di Ibu Kota yang menghubungkan wilayah sekitarnya.

"Pekerjaan besar di Jakarta menurut saya adalah kereta api yang elevated itu saja. Memang biaya besar, tapi enggak ada jalan lain selain itu. Sehingga headway (selisih waktu antarkendaraan) bisa diatur. Transportasi massal memang harus kita siapkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tempo.co
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper