Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Informasi Kematian Jamal Khashoggi Kian Tak Jelas, Senator AS Frustrasi

Sejumlah Senator Amerika Serikat (AS) menyatakan frustrasi dengan kegagalan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang pembunuhan jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, saat menjadi pembicara dalam sebuah acara yang digelar Middle East Monitor di London, Inggris 29 September 2018. Foto: Reuters/Middle East Monitor
Jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, saat menjadi pembicara dalam sebuah acara yang digelar Middle East Monitor di London, Inggris 29 September 2018. Foto: Reuters/Middle East Monitor

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah Senator Amerika Serikat menyatakan frustrasi dengan kegagalan pemerintahan Presiden Donald Trump memberikan informasi lebih lanjut tentang pembunuhan jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi.

Hal ini terungkap ketika pejabat Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan AS memberi penjelasan kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS dalam sebuah pertemuan tertutup pada Senin malam (4/3/2019) waktu setempat.

Para anggota parlemen tampaknya kecewa. Mereka menuturkan tidak menemukan hal baru dari pertemuan itu.

“[Penjelasan] itu benar-benar membuang waktu. Saya tahu lebih banyak daripada yang mereka ketahui,” ujar Senator dari Partai Republik Lindsey Graham kepada awak media, seperti dikutip Reuters.

Ia kemudian mengatakan sudah waktunya untuk melancarkan lebih banyak aksi, meskipun tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai aksi yang dimaksud.

Senada, Senator Partai Republik Mitt Romney mengatakan penjelasan itu tidak banyak membantu dan justru membuat para anggota parlemen merasa frustrasi karena sedikitnya kemajuan.

Bob Menendez, anggota komite tersebut dari kubu Demokrat, bahkan mengatakan perlunya pemberlakuan sanksi baru.

“Saya pikir Senat akan harus bertindak kecuali bersedia menerima kematian seorang jurnalis warga AS sebagai tindakan yang dapat diterima karena hubungan [AS dan Arab Saudi]. Saya tidak menerimanya,” tutur Menendez.

Pemerintahan Trump melewatkan tenggat waktu yang ditetapkan pada Februari untuk melaporkan kepada Kongres tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematian Khashoggi.

Di Arab Saudi, 11 tersangka telah didakwa dalam pembunuhan itu. Sementara itu, para pejabat kerajaan telah membantah tuduhan mengenai peran utama Putra Mahkota Mohammed bin Salman di dalamnya.

Laporan itu diperlukan setelah para pembuat kebijakan AS tahun lalu mendorong provisi undang-undang hak asasi manusia Global Magnitsky 2016 yang mensyaratkan penyelidikan oleh pemerintahan Trump.

“Senat perlu bertindak. Jika tidak, Global Magnitsky tidak akan memiliki konsekuensi dan pemerintahan apa pun, yang satu ini atau yang lain, dapat mengabaikannya,” lanjut Menendez.

Senator Jim Risch, Chairman komite tersebut dari Partai Republik, belum ambil bagian melontarkan kritik terhadap pemerintahan Trump tetapi telah mencari informasi lebih lanjut.

“Ini adalah pekerjaan yang tengah berjalan, dan kami tidak akan membiarkannya berlalu begitu saja,” ujar Risch dalam sebuah pernyataan. Bahan tertulis dari Departemen Luar Negeri disebutkan sedang ditinjau.

Seperti diketahui, Jamal Khashoggi, warga AS kelahiran Saudi yang juga berprofesi sebagai kolumnis The Washington Post, dinyatakan dibunuh oleh sekelompok agen Arab Saudi setelah memasuki kantor konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.

Pembunuhan Khashoggi, yang terkenal kerap melancarkan kritik terhadap pemerintahan Saudi di masa hidupnya, menyeret nama Mohammed bin Salman.

Sang Putra Mahkota diduga menjadi aktor utama di balik rencana pembunuhan Khashoggi, meskipun pihak Kerajaan Saudi berulang kali membantah keterlibatan Sang Pangeran. Banyak pembantu dan staf keamanan terdekat Sang Pangeran diketahui terlibat dalam pembunuhan itu.

Sejumlah laporan yang disampaikan berisikan penilaian bahwa komando eksekusi pembunuhan diberikan oleh Sang Pangeran namun belum juga ada tindakan tegas terhadapnya.

Kasus ini menyulut kemarahan dunia internasional dan di AS sendiri. Bahkan tokoh terkemuka Republik seperti Senator Lindsey Graham mengkritik Trump dan mendesak pemberian sanksi untuk Arab Saudi.

Trump beserta jajaran pejabat seniornya memang menginginkan pertanggungjawaban atas kejahatan tersebut, tetapi mereka tidak ingin mengambil risiko hubungan yang dinilai penting dengan kerajaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper