Bisnis.com, JAKARTA - Jasad Jamal Khashoggi, jurnalis yang kerap mengkritik Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MbS), diduga dibakar di sebuah oven besar yang berada di rumah dinas konsul jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Detil terbaru pembunuhan kolumnis The Washington Post ini mencuat dalam dokumenter Al Jazeera yang disiarkan dalam bahasa Arab pada Minggu (3/3/2019).
Video dokumenter itu dibuat dengan berdasarkan pada wawancara dengan petugas keamanan, politisi. dan kerabat Khashoggi di Turki.
Dalam laporan ini, otoritas Turki disebut mulai memantau pembakaran di oven yang berada di luar ruangan itu setelah mendapati temuan bahwa sejumlah tas yang diyakini berisi jasad Khashoggi dikirim ke kediaman tersebut.
Rumah dinas konsul jenderal Saudi hanya berjarak beberapa ratus meter dari kantor Konsulat Jenderal yang menjadi lokasi pembunuhan Khashoggi pada Oktober lalu.
Al Jazeera juga mewawancarai seorang pekerja yang membangun tungku pembakaran tersebut. Ia mengaku perapian itu dibuat dengan berdasarkan spesifikasi khusus Konsul Saudi. Perapian tersebut harus dalam dan mampu menahan suhu di atas 1.000 derajat Celcius, cukup panas untuk melelehkan logam.
Baca Juga
Beberapa kantong daging dilaporkan turut dibakar di perapian tersebut tak lama setelah pembunuhan Khashoggi. Seorang penyidik Turki menyebut hal ini dilakukan supaya jejak kremasi jasad Khashoggi tak terdeteksi. Seorang pejabat juga menyebutkan pembakaran jasad Khashoggi dilakukan dalam kurun waktu tiga hari.
Selain dugaan di atas, penyidik Turki juga menemukan jejak darah Khashoggi di dinding kantor konsulat setelah menghapus cat di sana. Tim pembunuh yang dikirim dari Saudi diperkirakan mengecat ulang dinding itu selepas membunuh Khashoggi.
Sejumlah misteri masih menyelimuti pembunuhan pria berusia 59 tahun itu sejak kematiannya menggemparkan dunia empat bulan lalu. Salah satu informasi yang paling krusial adalah keberadaan jasad Khashoggi yang hingga kini tak diketahui keberadaannya.
Khashoggi masuk ke Kantor Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul untuk mengurus sejumlah berkas pernikahannya dengan sang tunangan, Hatice Cengiz. Sejak itu, sosoknya tak pernah lagi terlihat.
Riyadh sebelumnya menegaskan bahwa Khashoggi telah meninggalkan konsulat, namun mereka mengubah pernyataan dan mengakui bahwa jurnalis itu tewas dibunuh dalam sebuah operasi oleh sekelompok orang yang tak bertanggung jawab.
Laporan intelijen CIA beberapa waktu lalu mengindikasikan bahwa pembunuhan Khashoggi dilakukan atas perintah MbS, namun pihak Kerajaan menyangkal tuduhan itu.
Pemerintah Saudi sejauh ini telah menahan 11 orang dan bersikeras untuk mengadili orang-orang tesebut di dalam negeri serta menolak permintaan ekstradisi Turki.
Di tengah proses peradilan Saudi yang tak terbuka, pelapor khusus PBB, Agnes Callamard, yang memimpin investigasi internasional menyebutkan bahwa Khashoggi dibunuh dalam sebuah operasi terencana oleh sejumlah pejabat Saudi. Investigasi itu dimulai akhir Januari lalu dan akan dirilis ke publik pada Juni mendatang.