Bisnis.com, JAKARTA - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mendarat di Beijing, China pada Kamis (21/2/2019) untuk memulai babak terakhir dari tur Asia-nya.
Pangeran yang kerap disebut MBS telah mengunjungi India dan Pakistan dalam perjalanan sepekannya. Ia mengumumkan investasi baru di sektor energi dan infrastruktur sebelum tiba di China, mitra dagang terbesar Arab Saudi.
Melansir CNN, Pangeran MBS diagendakan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Han Zheng pada Jumat pagi (22/2/2019) sebelum duduk bersama Presiden Xi Jinping pada sorenya.
Pertemuan dengan Xi terjadi hampir dua tahun sejak ayah MBS, Raja Salman Bin Abdulaziz al-Saud, berkunjung ke China pada Maret 2017. Saat itu, kedua pihak sepakat untuk "meningkatkan kerja sama di semua bidang".
Sejak itu telah terjadi perubahan signifikan dalam hubungan internasional Arab Saudi.
Putra Mahkota telah berjuang untuk merehabilitasi reputasi internasionalnya setelah pembunuhan wartawan Washington Post dan kritikus Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul tahun lalu. MBS sendiri membantah ia terlibat dalam pembunuhan itu.
Baca Juga
Xi Jinping Tetap Hangat
Xi Jinping adalah satu dari segelintir pemimpin negara yang tetap terlihat hangat dengan MBS setelah skandal Khashoggi. Hal ini terlihat kala keduanya terlihat bersama di KTT G20 di Argentina akhir tahun lalu, kontras dengan para pemimpin negara Barat yang cenderung menjauhi MBS.
Kedekatan itu cukup beralasan. China adalah mitra dagang terbesar Arab Saudi, melampaui negara-negara Eropa mitra Saudi atau sekutunya, Amerika Serikat. Pada 2018, nilai impor dari Arab Saudi mencapai US$46 miliar.
Arab Saudi pun sebelumnya telah menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam program ambisius Beijing, Belt and Road Initiative yang mencakup pembangunan jalan, kereta api, dan pelabuhan yang menghubungkan China dengan berbagai dunia.
Di bawah inisiasi Beijing, sejumlah besar perdagangan China menuju Eropa akan melewati Laut Merah, yang berbatasan dengan Arab Saudi.
Analis senior Euromonitor International Rabia Yasmeen mengatakan kunjungan Bin Salman di Asia penting untuk keberhasilan Visi 2030 yang ia usung. Melalui visi tersebut, MBS berusaha mendiversifikasi perekonomian Saudi yang sangat tergantung dengan sektor perminyakan.
"Kunjungan ini diharapkan membawa hasil yang lebih bermanfaat di bidang ekonomi sehubungan dengan One Belt, One Road Initiative China dan bagaimana pemerintah Saudi dapat memanfaatkan inisiatif itu untuk Visi Saudi 2030-nya," katanya dalam sebuah wawancara dengan Xinhua.
Menteri Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral, Khalid bin Abdulaziz Al-Falih, mengatakan investasi Saudi di China "baru saja dimulai."
"Budaya kami sangat cocok dengan budaya China. Kami telah mengirim ratusan siswa kami untuk belajar di China, hal itu membuat ribuan orang Saudi memahami betapa hebatnya China dan betapa baiknya orang-orang di sana. Kami membutuhkan lebih banyak dari itu," katanya. "Akan ada kemakmuran besar bagi kedua negara."